tirto.id - Jumlah korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Jolloro Cahaya Irna di Perairan Topejawa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (3/2/2017) bertambah menjadi tujuh orang, setelah tim gabungan pencarian korban menemukan enam korban lainnya.
"Ada enam sudah ditemukan, dan semuanya meninggal dunia. Empat korban sudah diidentifikasi, sementara dua orang lainnya belum diketahui secara pasti. Total ada tujuh orang meninggal, dan masih ada satu korban lagi belum ditemukan," kata Kepala Badan Pencari dan Penyelamat (Search and Rescue/SAR) Nasional (Basarnas) Makassar, Amiruddin, seperti dikutip Antara, Sabtu (3/2/2017).
Empat korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia adalah Hj Kebe (50), Sakri alias Sattu (10), Daeng Tarring dan H. Ada. Dua korban lainnya masih dalam proses identifikasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Takalar.
Sebelumnya, ada empat korban yang dinyatakan hilang saat kecelakaan terjadi, yakni Sinara, Daeng Nombong, Darmawan dan Daeng Bollo. Bahkan, dikabarkan ada empat warga Jakarta ikut bersama rombongan dalam perjalanan ke Pulau Tanakeke, Desa Tompotana, Kecamatan Mapppakasunggu, Kabupaten Takalar.
Kapolres Takalar AKBP Iskandar dalam keterangannya mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, kapal tersebut meninggalkan dermaga Pelabuhan Takalar Lama, Kecamatan Mappakasunggu, dalam kondisi hujan deras sekira pukul 13.00 WITA dengan memuat penumpang sebanyak 29 orang.
"Saat berlayar beberapa mil, kapal dihantam ombak tinggi membuat KM tersebut oleng, beberapa saat kemudian air mulai masuk ke lambung kapal karena pecah diterjang ombak keras," katanya.
Tidak berlangsung lama, menurut dia, kapal dilaporkan itu terbalik dan tenggelam sekitar 300 meter dari tepi pantai Dusun Lamangkia, Desa Topejawa, Kecamatan Manggarabombang, Takalar, sekira pukul 14.00 WITA.
Pemilik perahu Daeng Ngawing awalnya bermaksud kembali ke pesisir dengan melihat kondisi yang sangat sulit dan panik, dengan memerintahkan nahkoda memutar haluan, tetapi naas kapal tersebut kembali terbentur ombak besar hingga mengenai lambung perahu membuatnya pecah dan terbalik.
Berdasarkan data, jumlah penumpang kapal naas tersebut berjumlah 29 orang, dan 21 orang dinyatakan selamat, yakni pemilik kapal Daeng Ngawing, Nahkoda Daeng Mamming, Sirajuddin Daeng Gassing, Mansur Daeng Nassa, Deang Muntu, Daeng Sarrro, Daeng Amiri, Daeng Nutta dan Bermianto.
Selanjutnya, Daeng Taba, Daeng Nanring, Daeng Tiro, Daeng Jallang, Hj Tene, Daeng Nuntung, Farida Daeng Caya dan Daeng Laja, Daeng Bonto, Lala Mandal, Abdul Malik dan Aziz.
Para korban selamat itu mempertahankan hidupnya dengan berpegangan pada papan, balok dan jerigen yang masih terapung di air, hingga tim penyelamat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Takalar, SAR dan kepolisian berhasil menolong.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora