tirto.id - Sebanyak 17 korban insiden ambruknya mezanin lantai I Tower II Gedung BEI (Bursa Efek Indonesia), yang dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo, masih diinapkan pada Senin malam (15/1/2018).
Kepala RSAL Mintohardjo, dr Kolonel Laut Wiweka menyatakan 17 korban tersebut masih memerlukan pemulihan trauma fisik dan psikologi. Para korban itu dilarikan ke RSAL Mintohardjo sejak Senin siang tadi. Mereka merupakan mahasiswa Universitas Bina Dharma Palembang.
Wiweka mengatakan perwakilan BEI sudah mendata 17 korban yang mendapatkan perawatan di rumah sakit tempatnya bertugas.
"Perwakilannya datang untuk mendata pasien, sudah menyampaikan pertanggungjawaban mereka terhadap seluruh aspek non medis," ujar Wiweka di RSAL Mintohardjo, Jakarta pada Senin malam (15/1/2018).
Wiweka memastikan pihak RSAL Mintohardjo lebih mengutamakan kecepatan dalan memulihkan kondisi para korban. Terkait biaya, menurut dia, RSAL Mintohardjo akan mengomunikasikannya dengan pihak BEI setelah para pasien mendapatkan penanganan medis terlebih dahulu sebaik mungkin.
"Beberapa kali dilempar pertanyaan yang cukup menggelitik masalah biaya. Kita tidak pernah mengedepankan aspek biaya, tapi mengedepankan aspek kemanusiaan," jelas Wiweka.
Dia mengklaim penanganan di Istalasi Gawat Darurat RSAL Mintohardjo telah bisa memulihkan kondisi sebagian korban tersebut. "Alhamdulillah apa yang kita kerjakan tadi, sekarang seluruh pasien stabil," kata dia.
Menurut Wiweka, penanganan 17 korban ambruknya mezanin gedung BEI telah melibatkan para dokter spesialis lintas bidang. “Mulai dari dokter ortopedi untuk spesialis tulang, kemungkinan injury di saraf, ada dokter di bedah saraf. Kemudian trauma di perut, ada dokter bedah. Beberapa dokter konsultan intensive care juga ada," kata dia.
Sebanyak 17 korban belum diperbolehkan pulang, meski sebagian cuma mengalami luka ringan, karena mereka masih akan mendapatkan penanganan dari dokter psikiatri dan psikolog. Wiweka menilai pihaknya perlu memastikan pemulihan trauma fisik dan psikologi 17 korban itu.
"Ada yang konsepnya dokter intensive care besok kita terjunkan, tim dari psikiatri dan psikolog akan melakukan assessment lanjutan terkait konsep penangan traumanya," ujarnya.
Pada tahap awal, ketujuh belas pasien akan diberi waktu konsultasi dan akan dilakukan wawancara oleh para dokter untuk penanganan trauma.
"Kalau kita lihat rekaman kejadiannya, mereka jatuh tidak bisa dinilai bagian mana dulu, jadi benturan itu terjadi di berbagai tempat, jadi ada beberapa bagian yang mengalami trauma, tapi terbesar di daerah tangan, kemudian di daerah kaki, dengan di pinggul dan tulang belakang," kata Wiweka.
Dokter Spesialis Bedah Tulang RSAL Mintohardjo Eko P. A.W mencatat 4 di antara 17 korban tercatat mengalami luka berat. Sedangkan 13 lainnya mendapatkan luka ringan.
Empat pasien luka berat kini sedang menjalani puasa selama 6 jam sebelum menjalani operasi. Eko memastikan tindakan operasi tersebut dilakukan setelah ada persetujuan dari para korban.
Menurut Eko, khusus korban bernama Deka memerlukan operasi berat karena mengalami patah tulang siku, panggul, kaki, dan kemaluan.
"Jadi penangannya kita observasi dulu karena dia mengeluh nyeri di perut. Kalau kita lihat aman, enggak ada pendarahan atau udara bebas di perut, baru kita operasi. Khusus buat Deka kita observasi dulu, kalau lainnya malam ini kita operasi," kata Eko.
Berikut daftar nama 17 korban ambruknya mezanin Gedung BEI yang dirawat di RSAL Mintoharjo:
1. Kiki
2. Miranda
3. Desvahera
4. Fransisca
5. Firda
6. Indah
7. Sitin Nurhalifah
8. Ninik
9. Melianjani
10. Sandra
11. Oktarina
12. Desi
13. Deka
14. Karmeta
15. Apriani
16. Gita
17. Indah Yulianti
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom