Menuju konten utama

Kisah Tugu Abel Gunung Marapi yang Viral Usai Erupsi

Sejarah Tugu Abel Tasman yang berdiri di Gunung Marapi. Bagaimana kisah Tugu Abel ini? Berikut penjelasan dan kisah pendakiannya.

Kisah Tugu Abel Gunung Marapi yang Viral Usai Erupsi
Tugu Abel Tasman. (Facebook/Anak-Anak Minang)

tirto.id - Sejarah tugu Abel Tasman di Gunung Marapi menjadi sorotan publik usai erupsi yang terjadi pada Minggu, 3 Desember 2023 menewaskan puluhan orang pendaki.

Tragedi yang menelan korban jiwa itu kembali terulang setelah lebih kurang 31 tahun lalu di hari yang sama yaitu hari Minggu, seorang pendaki bernama Abel Tasman mengembuskan napas terakhirnya di puncak Gunung Marapi.

Gunung Marapi merupakan Gunung api aktif yang masuk ke dalam wilayah administrasi dua Kabupaten di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.

Gunung yang memiliki ketinggian 2.891 mdpl ini dapat terlihat dari sejumlah wilayah di Sumatera Barat seperti di Kota Bukittinggi dan Padangpanjang.

Letusan Marapi pada hari Minggu mengeluarkan kolom abu mengandung material vulkanik yang membumbung hingga 3.000 meter dari puncak kawah atau sekira 5.891 mdpl.

Erupsi tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang signifikan. Namun, status waspada level II Gunung itu sudah ditetapkan sejak 3 Agustus 2011 dan telah mengalami beberapa kali erupsi.

Sejarah Tugu Abel Tasman di Gunung Marapi

Tugu Abel Tasman adalah tugu yang tidak asing bagi para pendaki Gunung Marapi. Tugu itu merupakan penanda jalur naik dan turun menuju puncak Merpati, sebutan yang digunakan untuk merujuk puncak Gunung Marapi.

Tugu tersebut dibangun untuk mengenang seorang pendaki bernama Abel Tasman dari Kota Padang yang tewas karena terjebak erupsi pada Minggu, 5 Juli 1992.

Abel merupakan seorang alumni SMA 6 Padang yang tergabung dalam komunitas JIPALA, dia baru saja menuntaskan pendidikannya. Kala itu, dia bersama 14 temannya melakukan pendakian ke puncak Gunung Marapi.

Namun nahas, sekitar pukul 09.15 WIB, Gunung yang awalnya terlihat tenang dan indah tiba-tiba mengeluarkan gemuruh dan meletus. Gunung api itu pun memuntahkan awan panas bercampur debu serta batuan panas.

Saat itu, Abel bersama temannya Sulastri sudah berada di puncak, sementara teman-teman mereka lainnya masih berada di belakang.

Abel dan Sulastri berusaha berlindung dan menyelamatkan diri dari hujan batu panas. Tetapi nasib berkata lain, Abel tertimpa batu besar di kepalanya, dia tewas di tempat.

Jasad Abel Tasman berhasil dievakuasi oleh tim SAR beserta relawan keesokan harinya yaitu pada Senin, 6 Juli 1992.

Untuk mengenang sosok Abel, sekitar 30 orang pendaki membangun tugu Abel setelah dua tahun tragedi maut itu terjadi yaitu pada 5 Juli 1994.

Posisi tugu yang ditancap saat ini bukanlah posisi persis tempat Abel meninggal dunia. Puncak Merpati tempat Abel menghembuskan nafas terakhirnya sulit untuk digali, sebab apabila digali dapat mengakibatkan tanah longsor.

Oleh karena itu, tugu Abel dibangun menyerong menghadap puncak Merpati. Ini menandakan bahwa Abel “sedang menghadap” ke puncak Merpati.

Baca juga artikel terkait GUNUNG MARAPI atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra