tirto.id - PT Kereta Commuter Line Indonesia (KCI) mengatakan masinis bernama Yakub Agung menjadi korban paling parah saat kejadian KRL anjlok arah Jakarta-Bogor.
Bahkan saat kejadian, masinis sempat tidak sadarkan diri karena mengalami benturan yang cukup keras.
"Paling parah sebenarnya masinisnya, masih sempat tidak sadarkan diri, tapi sekarang sudah sadar dan kondisinya yaitu terkena benturan," ujar VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa saat di lokasi kejadian, Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/3/2019).
Akibat mengalami benturan yang cukup keras, Eva menuturkan saat ini kemungkinan masinis KRL tersebut harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit Salak Bogor, Jawa Barat.
"Mungkin untuk Masinis masih perlu rawat inap, kan harus observasi ya dikhawatirkan benturannya itu mungkin berakibat lain-lain. Tapi Kondisinya sudah baik dan sudah sadarkan diri," ucap Eva.
Kemudian Eva menjelaskan, hingga pukul 14:30 WIB, tercatat sebanyak 14 korban, sebelumnya sekitar 19 korban mengalami luka-luka yang dilarikan ke Rumah Sakit daerah Bogor.
Sejumlah korban dilarikan ke Rumah Sakit Salak Bogor, Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI), dan Rumah Sakit Siloam.
Berdasarkan catatan PT. KCI korban yang dirawat di Rumah Sakit Salak Bogor yaitu Yakub Agung (masinis), Danang (petugas PPK KRL), Lilis Septiani (penumpang), Shafa Mutia (penumpang), dan Lisa Herni (penumpang).
Kemudian di Rumah Sakit Siloam Bogor yaitu Raif Fathan (penumpang), Refa (penumpang), Resti Pendawati (penumpang), dan Firman Arief (penumpang).
Selanjutnya di Rumah Sakit Hermina Bogor Maryunita (penumpang) dan Ilham Setiawan (penumpang). Terakhir di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor Tasya (penumpang), Kristiani Purba (penumpang) dan Nurhayati (penumpang).
"Bagi para pengguna yang menjadi korban maka akan mendapatkan perawatan kesehatan hingga selesai," ucap Eva.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Irwan Syambudi