tirto.id -
Sampai dengan 2018, sebanyak 55 bendungan dalam tahap konstruksi, 14 bendungan di antaranya sudah rampung atau dalam tahap penyelesaian akhir konstruksi.
“Di tahun 2019 akan diselesaikan lagi sebanyak 15 bendungan. Sehingga sampai akhir 2019 akan selesai 29 bendungan. Tahun 2019 juga akan dimulai pembangunan 10 bendungan baru,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, di Jakarta, Rabu (20/3/2019).
14 Bendungan yang telah selesai konstruksinya yakni Bendungan Rajui (Aceh), Jatigede (Jawa Barat), Bajulmati (Jawa Timur), Nipah (Jawa Timur), Titab (Bali), Paya Seunara (Aceh) Teritip (Kalimantan Timur), Raknamo Tanju (NTB), Mila (NTT), Rotiklod (NTT), Logung (Jateng), Sei Gong (Kepri), dan Sindangheula (Banten).
Pada 2019 ada 15 bendungan yang ditargetkan selesai konstruksinya yaitu Bendungan Gongseng, Karalloe, Tapin, Passeloreng, Bintang Bano, Way Sekampung, Ladongi, Napun Gete, Ciawi, Sukamahi, Karian, Keureuto, Gondang, Marangkayu, dan Kuningan.
Sementara 10 bendungan yang dimulai pembangunannya tahun 2019 yakni Bendungan Jenelata, Pelosika, Jragung, Digoel, Tiro, Mbay, Budong-Budong, Ameroro, Tiu Suntuk dan Bulango Ulu.
Basuki menjelaskan, untuk membangun bendungan membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun sehingga sisa dari 65 bendungan yang dibangun akan selesai seluruhnya pada tahun 2023.
Terkait kebutuhan pembiayaan, proyek 65 bendungan tersebut diperkirakan mencapai Rp82,5 trliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Menteri Basuki keberadaan bendungan sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Alasannya dari 7,2 juta ha lahan irigasi yang ada di Indonesia, hanya 11 persen yang mendapatkan suplai air dari bendungan. Oleh karena itu, jika 65 bendungan nanti rampung, akan menambah luas lahan pertanian yang mendapat suplai irigasi premium atau irigasi dari air bendungan meningkat 19 persen-20 persen.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Agung DH