Menuju konten utama

Kemenkominfo Siap Bantu Korban Serangan Ransomware WannaCry

Kemenkominfo sudah berkoordinasi dengan RS Dharmais untuk memberikan bantuan penanganan terhadap serangan malware Ransomware WannaCry.

Kemenkominfo Siap Bantu Korban Serangan Ransomware WannaCry
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, memberikan pemaparan terkait pengangkalan dan penanganan serangan Malware Ransomware Wannacrypt yang berpotensi meluas di Indonesia, Minggu, (14/5/2017). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara menyatakan kementeriannya sudah mempersiapkan bantuan bagi pihak mana saja di Indonesia yang menjadi korban serangan siber Ransomware WannaCry.

Dia mencontohkan kementeriannya sudah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais untuk memberikan bantuan dalam penanggulangan dampak serangan malware ini.

Sistem informasi RS Dharmais diketahui menjadi sasaran serangan malware pengunci akses ke komputer dan membuat semua data terenskripsi itu pada Sabtu kemarin.

Rudiantara mengatakan belum bisa memastikan jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat serangan malware tersebut terhadap sistem informasi RS Dharmais.

"Kerugian material? Malware ini memblokir akses kita ke data yang kita miliki, jadi tidak tahu saya (berapa kerugiannya), setahu saya tidak menghancurkan data yang ada," kata Rudiantara dalam Konferensi Pers Serangan Ransomware Wannacry, di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta, pada Minggu (14/5/2017) sebagaimana dilansir Antara.

Rudiantara mencatat pelayanan administrasi di rumah sakit itu memang sempat terganggu dan harus dilakukan secara manual sehingga memperpanjang proses registrasi pasien.

"Biasanya registrasi bisa langsung masuk ke dalam jaringan, dokternya, tetapi akibat serangan ini, semuanya harus dilakukan pakai kertas secara manual. Konsekuensi yang kami ketahui sekarang, seperti itu," kata dia.

Rudiantara menambahkan Kemenkominfo sudah mempersiapkan tim khusus menghadapi persoalan ini. Tim itu bentukan Direktorat Keamanan Kemenkominfo bersama pegiat keamanan siber serta sejumlah pihak dari luar Indonesia.

"Karena peristiwa ini mendunia jadi kami tidak hanya berkerjasama dalam negeri, tetapi juga secara internasional. Kalau dalam negeri kita sudah siapkan tim khusus dari Kemenkominfo," ujar Rudiantara.

Rudiantara menyerukan semua pihak di Indonesia agar mewaspadai ancaman Ransomware WannaCry. Menurut dia, perlu ada percepatan penanganan serangan malware ini dalam hitungan menit.

"Tersebarnya ransomeware ini demikian masif di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Sehingga perlu percepatan untuk penanganannya, hitungannya bukan hari, tapi menit," kata dia.

Rudiantara mencatat, saat ini banyak ahli IT dunia sedang mencoba mencari cara menangkal serangan malware ini dengan membuat antivirus yang akan diperbaharui terus menerus dalam hitungan menit.

Sementara Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Kuntjoro Adi Purjanto, dalam siaran persnya, menyatakan sistem informasi RS Dharmais terserang Ransomware WannaCry pada Sabtu pagi kemarin.

Tapi, menurut Kuntjoro, menurut keterangan pihak RS Dharmais, serangan itu tidak merusak database penyimpan data pasien. Serangan itu hanya mengakibatkan pelayanan administrasi terpaksa secara manual.

Kuntjoro menambahkan RS Anak Bunda Harapan Kita dan RS Jantung Harapan Kita, yang sempat dikabarkan menerima serangan serupa, ternyata tidak termasuk korban malware ini.

Ransomware bernama WannaCry itu berjenis malicious software atau malware. Serangannya menyebabkan sistem komputer korban terkunci dan semua data isinya terenkripsi sehingga tak bisa diakses kembali. Korban bisa mengakses komputer dan datanya lagi dengan membayar tebusan dalam bentuk mata uang Bitcoin.

Berdasarkan informasi dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), ransomware Wannacry mengincar komputer berbasis Windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi "server message block".

Sebagaimana dilansir laman Kemenkominfo, Adi Jaelani dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII) menerangkan Ransomware Wannacry menyerang secara global dengan sasaran sistem komputer institusi swasta maupun pemerintah. Malware ini teridentifikasi sebagai varian ransomware yang dikenal sebagai WannaCry, Wanna Decrypt0r, WannaCryptor, WCRY.

"Jika telah terkena malware ini, maka (agar korban bisa mengakses komputer dan datanya lagi) penyerang meminta uang dalam bentuk bitcoin yang harus dibayarkan melalui link yang telah ditentukan. Kisaran uang yang dibayar sekitar 300 Dolar Amerika," kata Adi.

Dia mengimbuhkan, ketika serangan Ransomware WannaCry menimpa satu komputer, infeksinya akan dengan cepat meluas ke komputer lain yang berada pada satu jaringan.

Adi menyarankan bagi semua pihak yang mengalami serangan malware ini segera menghubungi

situs https://www.nomoreransom.org/crypto-sheriff.php untuk meminta pertolongan pertama.

Baca juga artikel terkait SERANGAN SIBER atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom