tirto.id - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mewanti-wanti kepada massa Forum Umat Islam (FUI) agar tidak melakukan long march saat aksi "112" di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu pekan ini.
"Kita ingatkan silahkan mau ibadah, jangan sengaja mau aksi ke jalan," kata Tito di Jakarta, seperti dikutip Antara, Jumat (10/2/2017).
Pimpinan FUI dalam pernyataannya, Kamis kemarin telah menyepakati aksi hanya dilakukan di Masjid Istiqlal demi menjaga keamanan dan ketertiban karena di saat bersamaan ada dua pasangan calon yang juga melakukan kampanye. Rencana aksi yang semula ada long march dari Monas sampai Bundaran Hotel Indonesia digeser ke Masjid Istiqlal.
Menurut Tito, aksi itu akan diikuti sejumlah kelompok massa dari luar Jakarta. Namun, lagi-lagi ia mengingatkan massa tidak boleh turun ke jalanan.
"Kita sudah mengetahui ada unsur dari luar daerah akan datang berasal dari kelompok tertentu," tuturnya.
Ia juga mengklaim untuk mengamankan rangkaian Pilkada Jakarta, Polda Metro Jaya mengerahkan 23.450 personel dan Kodam Jaya 4.700 personel jadi totalnya 28.150 personel guna mengamankan aksi "112", "122" dan "152".
Menggenapi pernyataan Kapolri, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi M Iriawan menyampaikan selain melarang menggelar aksi long march, massa FUI tidak diperbolehkan mengawasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.
Pentolan FPI Rizieq Shihab mendukung pelaksanaan aksi 112 hanya dikonsentrasikan di Masjid Istiqlal. Hal itu ia sampaikan setelah bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto di rumah dinas guna memastikan kegiatan 112 tersebut.
Dari Purwokerto, Jumat ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin angkat bicara soal aksi 112. Pemerintah, katanya pemerintah sangat menghargai bila aksi 112 tidak akan ada long march.
"Karena long march itu memang rawan, bisa disusupi banyak kepentingan. Jadi itu (long march) ditiadakan," katanya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Jawa Tengah.
Selain itu, dia mengaku mendengar bahwa peserta aksi 112 akan berkumpul di Masjid Istiqlal untuk melakukan zikir, pembacaan doa, dan tidak melakukan orasi-orasi yang bisa menimbulkan keresahan di antara jamaah yang berbeda-beda paham keagamaannya maupun aspirasi politiknya.