Menuju konten utama

Kapan Hari Perempuan Sedunia 8 Atau 19 Maret & Kenapa Bisa Berbeda?

Terdapat dua tanggal terkait perayaan Hari Perempuan Sedunia, yaitu 8 Maret dan 19 Maret. 

Kapan Hari Perempuan Sedunia 8 Atau 19 Maret & Kenapa Bisa Berbeda?
Sejumlah perempuan mengenakan baju tradisional Jawa saat melakukan aksi emansipasi wanita dalam menyambut Hari Perempuan Sedunia di Waduk Cengklik, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (27/2/2019). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/ama.

tirto.id - Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day dirayakan setiap bulan Maret. Tanggal Berapakah?

Terdapat dua tanggal terkait perayaan Hari Perempuan Sedunia, yaitu 8 Maret dan 19 Maret. Masih terjadi perdebatan mengenai kapan tanggal yang paling tepat dijadikan sebagai Hari Perempuan Sedunia.

Terdapat dua pilihan International Women's Day. Pertama, tanggal 8 Maret, sesuai dengan tanggal dilakukannya unjuk rasa kaum buruh perempuan di New York pada 1857, 1907, dan 1909.

Sejarah Hari Perempuan Sedunia bermula dari aksi unjuk rasa pada 8 Maret 1909 dan dirintis oleh kaum sosialis di Amerika Serikat.

Sebagaimana ditulis Temma Kaplan dalam “On the Socialist Origins of International Women's Day”, riwayat perayaan Hari Perempuan Sedunia berawal pada 8 Maret 1857 adalah bermula dari protes wanita buruh yang bekerja di pabrik tekstil di New York. Tindakan semena-mena dan upah rendah menjadi alasan aksi tersebut. Namun, belum ada dampak lanjutan yang signifikan setelah unjuk rasa itu.

Tepat 50 tahun berselang, tanggal 8 Maret 1907, seperti yang tertulis dalam buku The Feminism Book: Big Ideas Simply Explained (2019), dikabarkan telah terjadi aksi demonstrasi yang melibatkan lebih dari 15 ribu perempuan buruh pabrik tekstil di New York.

Di sisi lain, para pendukung 8 Maret juga terus bergerak setiap tanggal itu. Di Amerika Serikat, setiap tanggal 8 Maret sudah diperingati sebagai Hari Perempuan Nasional di negara itu, dan terus dirayakan setiap tahunnya.

Demikian pula di beberapa negara di Eropa, yakni Rusia, Jerman, Inggris, dan lainnya, digelar kegiatan khusus setiap tanggal 8 Maret, untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan.

Salah satunya pada 8 Maret 1917 di Rusia. Disebutkan dalam Feminism and Antiracism: International Struggles for Justice (2001) suntingan Kathleen M. Blee dan ‎France Winddance, kaum perempuan di negara itu melakukan protes Perang Dunia I dengan gerakan “Bread and Peace” atau “Roti dan Perdamaian”. Empat hari kemudian, Tsar Rusia memberikan hak untuk memilih kepada perempuan.

Proses menuju penetapan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia masih panjang karena situasi yang masih sering labil lantaran perang panjang pada masa-masa itu. Meskipun begitu, setiap tanggal 8 Maret selalu dirayakan dengan berbagai cara oleh kaum perempuan di berbagai negara.

Hingga akhirnya, tanggal 8 Maret 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai memperingatinya walaupun belum ditetapkan secara resmi. Peresmian tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia terjadi dua tahun kemudian, tanggal 8 Maret 1977, dan terus diperingati hingga saat ini.

Sedangkan opsi kedua adalah tanggal 19 Maret. Pilihan ini didasarkan pada digelarnya aksi demonstrasi kaum perempuan secara serentak di beberapa negara di Eropa tanggal 19 Maret 1909.

Tanggal 19 Maret 1911, lebih dari sejuta orang di Eropa, meliputi sejumlah negara termasuk Austria, Hungaria, Denmark, Jerman, dan Swiss, menggelar aksi demi mewujudkan hak politik, hak memilih, serta hak jabatan publik untuk perempuan. Mereka juga memprotes perlakuan diskriminatif, termasuk seks, terhadap buruh wanita di tempat kerja.

Baca juga artikel terkait HARI PEREMPUAN DUNIA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya