tirto.id - Kantor stasiun televisi berita global asal Qatar Al Jazeera ditutup oleh pemerintah Arab Saudi pada Senin (5/6/2017), menyusul pemutusan hubungan Riyadh dan sejumlah negara Arab lain dengan Qatar.
"Kementerian Informasi menutup kantor Al Jazeera dan mencabut izin operasi,” menurut laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA), yang dilansir Antara pada Selasa (6/6/2017).
Dalam laporan tersebut, SPA menuding Al Jazeera mendukung kelompok teroris dan pemberontak Yaman. Qatar dituduh menyiarkan ideologi mereka ke dunia Arab lewat stasiun televisi Al Jazeera.
Mesir, salah satau negara yang juga ikut memutus hubungan dengan Qatar, menuding Al Jazeera mendukung Ikhwanul Muslimin yang dianggap mendalangi aksi kekerasan setelah militer Mesir menggulingkan pemimpin kelompok itu pada 2013.
Sementara itu, secara terpisah, beIn Sports, stasiun televisi kabel sekaligus anak perusahaan Al Jazeera, juga berhenti siaran di Uni Emirat Arab, menurut keterangan pejabat Uni Emirat Arab yang juga memutus hubungan dengan Qatar.
Seperti diberitakan sebelumnya, Arab Saudi dan para sekutunya: Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme.
Ketiga negara Arab Teluk dan Mesir sudah lama gusar atas dukungan Qatar kepada para islamis, khususnya Ikhwanul Muslimin yang dianggap keempat negara sebagai musuh politik yang berbahaya.
Mengutip salah seorang pejabat di Arab Saudi tindakan ini dilakukan untuk, "melindungi keamanan nasionalnya dari bahaya terorisme dan ekstremisme.”
Selain Saudi, Kementerian Luar Negeri Mesir juga telah menutup wilayah udara dan pelabuhan untuk semua transportasi Qatar. Begitu juga dengan UEA yang memberi waktu 48 jam bagi para diplomat Qatar untuk meninggalkan UEA, demikian dikutip dari BBC.
Sementara itu, kantor berita Bahrain memberitakan bahwa mereka memutuskan hubungan dengan Qatar karena Doha “mengguncang keamanan dan stabilitas Bahrain dan ikut campur dalam urusan negaranya.”
Qatar telah lama mendapat kritik dari negara tetangganya atas dukungannya terhadap kelompok Islam, terutama kelompok Ikhwanul Muslimin, sebuah kelompok politik Islam Sunni yang ditentang oleh Arab Saudi dan UEA karena menantang aturan adat.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari