Menuju konten utama

Jokowi Sebut Mahasiswa Jangan Dipagari Banyak Program Studi

Jokowi menekankan agar mahasiswa bisa melakukan banyak hal di luar fakultas.

Jokowi Sebut Mahasiswa Jangan Dipagari Banyak Program Studi
Mahasiswa Universitas Udayana berunjuk rasa menuntut penyelesaian permasalahan yang terjadi di lingkungan kampus di area Rektorat Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Selasa (24/8/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.

tirto.id - Presiden Jokowi meminta perguruan tinggi dan para rektor untuk tidak membatasi mahasiswa untuk belajar sesuai jurusan. Ia ingin perguruan tinggi bisa berubah dan mendorong mahasiswa beraktivitas di luar fakultas.

"Pendidikan tinggi harus memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya dan mengubah pola-pola lama yang memang itu sudah saatnya untuk kita tinggal. Jangan mahasiswa dipagari oleh terlalu banyak program-program studi di fakultas," kata Jokowi dalam acara pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, Senin (13/9/2021).

Rekaman acara baru disebarkan dari laman YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021).

Jokowi mengingatkan, revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi hingga pandemi COVID mengubah situasi dunia. Ketidakpastian pun semakin meningkat sehingga pendidikan tinggi harus berubah.

Ia pun mengatakan, para mahasiswa harus diberikan ruang sebesar-besarnya untuk meningkatkan talenta mereka. Jokowi mengakui ada potensi mahasiswa tidak cocok dengan perkuliahan mereka, tetapi bukan berarti menghalangi mahasiswa untuk berkarir.

Ia mencontohkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang merupakan lulusan Teknik Nuklir ITB bisa menjadi bankir dan kini Menteri Kesehatan.

"Kenapa itu penting untuk difasilitasi? Karena semua nantinya ini akan hybrid, semuanya nantinya akan hybrid. Karena tadi ketidakpastian global dan karena perubahan dunia yang begitu sangat cepatnya," kata Jokowi.

Oleh karena itu, Jokowi menekankan agar mahasiswa bisa melakukan banyak hal seperti coding, statistika, ilmu komputer dan ilmu lain sehingga memiliki hybrid skill.

"Artinya apa? solusinya apa? bahwa seorang mahasiswa itu tidak perlu pindah prodi, pindah jurusan atau pindah fakultas seperti yang saya sampaikan, untuk mengejar yang tidak pas tadi, tapi berilah kesempatan mahasiswa untuk mengambil kuliah sesuai talentanya. Ini yang harus kita fasilitasi, perbanyak mata kuliah pilihan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus," kata Jokowi.

Di sisi lain, kampus juga harus berkembang. Ia lantas mencontohkan bagaimana dunia kedokteran mulai mengarah pada advance robotics, dunia pertanian yang mulai menggunakan drone untuk proses agrikultur hingga pengelolaan panas untuk kepentingan panen.

Ia menekankan bahwa banyak pekerjaan baru dan pekerjaan lama yang hilang akibat ketidakpastian teknologi, sehingga ada materi yang diajarkan di satu semester bisa saja sudah usang di semester selanjutnya.

Oleh karena itu, Jokowi melihat kampus adalah titik awal paling mudah untuk membawa perubahan. Ia meminta kampus perlu mengubah diri dan selalu update dengan perkembangan teknologi.

"Oleh sebab itu kemampuan untuk adaptasi belajar terhadap disrupsi, terhadap ketidakpastian ini harus, ini wajib untuk kita semuanya baik para rektor, para dosen dan juga tentu saja para mahasiswa," kata Jokowi.

"Jangan sampai mahasiswa masih kita ajari dan ini jangan dibiarkan kita untuk belajar hal-hal yang rutinitas. Hati-hati mengenai ini, hal-hal yang monoton. Hati-hati mengenai ini dan tidak berani mencoba hal-hal yang baru karena kita bisa belajar sekarang ini di mana saja," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait KAMPUS atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali