Menuju konten utama

Jastip Melawan Dominasi Olshop

Promo offline dimanfaatkan jastip, dijual lagi dengan margin tetap di bawah harga pasar, dan memakai layanan gratis ongkir.

Jastip Melawan Dominasi Olshop
Ilustrasi HL 4-JASTIP

tirto.id - Wita Ayodya, ibu dua anak yang tinggal di Yogyakarta, mendapat kabar ada promo lipstik Bourjuis Rouge di Jakarta. Untuk velvet edition, lipstik seharga Rp189 ribu itu dijual dengan promo buy 1 get 1 free.

Informasi promo itu dari pesan yang dikirim Uci, teman lama Wita sekaligus penyedia jastip di Jakarta. Wita tak mau melewatkan kesempatan itu. Ia segera memesan lipstik tersebut.

“Kalau ke Jakarta berat di ongkos, beli online enggak ada promo, jadi jarang banget ada promo begini. Kesempatan, dong,” kata Wita, gembira.

Wita cukup menambah Rp20 ribu sebagai fee jastip. “Ongkos kirim, kan, gratis. Apa enggak hemat banget itu?”

Selain jastip, Wita sering menggunakan toko online untuk belanja. Namun, olshop jarang memfasilitasi beberapa kesempatan promo-promo di mal. Itulah mengapa jastip jadi pilihannya ketika ada promo offline.

Bagi para penyedia jastip, promo-promo macam ini selalu update. Mereka tak ingin hilang kesempatan meraup untung besar.

Hal semacam ini disadari betul oleh para penyedia jastip. Jika tidak, mereka bisa tergilas dengan kegilaan promo toko online bermodal besar macam Shopee, Elevania, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, dan masih banyak lagi.

Shopee, misalnya, memberi banyak penawaran gratis biaya kirim untuk beberapa produk tertentu. Begitu juga Tokopedia yang kerap memberi promo diskon hingga cash back pada pembeli.

Toko-toko online ini tentu lebih komplet barang. Sepatu, tas, kosmetik; semua ada—apa pun. Sementara para penyedia jastip hanya bermodal cekak dan media sosial.

Promo offline ini pula yang dilakukan Pipit, penyedia jastip yang sudah menggeluti bisnis ini sejak 2015. Saat diskon besar di IKEA, ia memborong 60 kasur busa seharga Rp500 ribu/ item. Harga normal kasur itu di pasaran Rp1,5 juta/ item.

“Kami nekat pakai uang belanjaan borong kasur itu. Besoknya kami jual dengan harga delapan ratus ribu, ludes dalam sehari,” ujar Pipit.

Memaksimalkan Instagram

Media sosial membuat orang makin dekat dan intim. Segala informasi bisa disebar dan diakses dengan mudah di sana. Ditambah fitur live yang disediakan pelbagai platform medsos, termasuk di Instagram.

Instagram menjadi pilihan bagi para penyedia jastip untuk menggaet pelanggan. Fitur foto yang apik, tag pencarian yang mudah, dan tayangan live yang sederhana membuatnya jadi pilihan favorit.

Jika Anda mengetik #jastip di kolom pencarian Instagram, Anda mendapatkan lebih dari 870-an ribu posting. Isinya penawaran pelbagai jenis barang, dari pakaian hingga pernak-pernik hiasan, dari sepatu hingga mainan anak, dari perabotan rumah tangga hingga tas. Penyedia jastip terkadang memberikan promo terbatas bagi sepuluh pemesan pertama dengan iming-iming gratis ongkos kirim.

Fitur lain yang sering digunakan adalah tayangan langsung. Beberapa penyedia jastip menyiarkan langsung proses belanja sehingga pelanggan bisa memesan seketika itu juga.

Ervina, misalnya, penyedia jastip khusus luar negeri, menggunakan fitur tayangan langsung untuk mencoba pakaian yang dipesan oleh para pembeli.

“Jadi mereka bisa tahu langsung ukurannya. Terkadang ukuran itu tidak pas. Kalau sudah ada yang mencoba dan dilihat, orang jadi bisa langsung, cocok enggak ya kira-kira,” kata Ervina. Fitur ini yang tidak disediakan oleh olshop.

Infografik HL Jastip

Saling Memanfaatkan

Tak hanya Instagram. Beberapa market place online juga dimanfaatkan penyedia jastip untuk mengembangkan usaha. Misalnya saja Shopee, toko online sekaligus salah satu market place yang dimanfaatkan para penyedia jastip. Shopee menawarkan gratis ongkos kirim untuk para pembeli.

Meida Liya, yang melakoni jastip sejak 2009, termasuk yang memanfaatkan jasa Shopee. “Apa yang bisa digunakan untuk mengembangkan usaha harus dilakukan,” kata Liya.

Caranya, penyedia jastip hanya perlu membuat akun di Shopee. Setiap barang yang sudah dipesan lewat jastip tinggal diunggah ke Shopee, dengan mencantumkan harga yang sudah ditambah fee jastip.

Misalnya saat Wita membeli lipstik Bourjuis Rouge dengan harga promo buy 1 get 1 free, ia melakukan transaksi melalui Shopee. Uci, penyedia jastip, membeli lipstik promo itu, dan mengunggahnya di Shopee, lalu mengirimkan link barang tersebut kepada Wita sebagai pemesan. Wita lalu membuat akun Shopee sebagai pembeli, membayar uang ke rekening Shopee sesuai harga yang dicantumkan oleh Uci, lantas barang tinggal dikirim.

Sebagai pembeli, Wita mengeluarkan duit lebih hemat. Sebagai jastip, Uci diuntungkan karena makin banyak pembeli yang bisa ia gaet. Sebagai market place, Shopee juga diuntungkan dengan jumlah transaksi dan bertambahnya pelanggan lewat perantara jastip.

Baca juga artikel terkait JASTIP atau tulisan lainnya dari Mawa Kresna

tirto.id - Bisnis
Reporter: Mawa Kresna
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Fahri Salam