tirto.id - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Selasa (7/2/2017) berterima kasih kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump karena sudah memperlihatkan "wajah asli Amerika."
"Kita berterima kasih kepada orang ini (Presiden AS Donald Trump)... dia menunjukkan wajah asli Amerika," kata Khamenei saat berpidato di hadapan perwira militer di Teheran, seperti dilansir AFP.
"Apa yang sudah kita katakan selama lebih dari 30 tahun -- bahwa ada korupsi politik, ekonomi, moral dan sosial dalam sistem pemerintahan AS -- pria ini datang dan memperlihatkannya dalam pemilu dan setelah pemilu."
Dia merujuk kepada kasus seorang bocah laki-laki Iran yang difoto dalam kondisi diborgol di bandara AS setelah larangan perjalanan Trump terhadap tujuh negara mayoritas muslim, termasuk Iran.
"Dengan melakukan apa yang dia lakukan -- memborgol seorang anak berusia lima tahun -- dia menunjukkan arti sebenarnya dari hak asasi manusia Amerika," kata Khamenei.
Dia juga merespons cuitan Trump pada 3 Februari, ketika presiden AS tersebut mengatakan: "Iran bermain api -- mereka tidak menghargai betapa 'baiknya' Presiden Obama kepada mereka."
Khamenei mencemooh gagasan berterima kasih kepada mantan presiden Presiden Barack Obama, menyebutnya dia adalah orang yang menjatuhkan "sanksi yang melumpuhkan" terhadap Iran dan membantu menciptakan kelompok Islamic State (ISIS) melalui tindakan destabilisasi di Irak dan Suriah.
Kebijakan AS yang diterapkan melalui Keppres Presiden Donald Trump yang melarang tujuh negara muslim masuk ke AS telaah menuai protes dan kritik dari berbagai pihak.
Larangan masuk ke AS kepada warga tujuh negara muslim, telah dibatalkan oleh hakim agung pada mahkamah agung federal Amerika Serikat. Mengetahui hal itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meradang, ia menyatakan tidak akan mau bertanggung jawab jika serangan teroris menimpa Amerika Serikat karena dia merasa larangan tersebut bisa mencegah terorisme.
Pemerintah Iran membalas kebijakan keimigrasian Donald Trump yang baru-baru ini melarang warga dan pengungsi asal Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman masuk ke AS.
Balasan Iran itu ialah dengan menolak permohonan visa bagi para atlet AS yang akan bertanding dalam turnamen gulat internasional di negeri para mullah itu.
Kementerian Luar Negeri Iran secara resmi menyatakan kebijakan itu merupakan balasan atas larangan perjalanan bagi warga asal tujuh negara dengan penduduk mayoritas muslim ke AS.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri