tirto.id - Rabu, 19 Desember 2018, SM Entertainment mengumumkan bahwa salah satu artisnya, Haechan, terkilir kakinya saat sedang latihan. Akibatnya, tulang kering dari anggota boyband NCT itu retak.
“Member Haechan harus menjalani perawatan di rumah sakit setelah kaki kanannya terkilir saat sedang mempersiapkan pertunjukan. Hasil diagnosa menunjukkan bahwa tibia-nya (shinbone) retak, sehingga dia harus diberi gips dan saat ini sedang beristirahat,” ungkap pihak manajemen artis SM Entertainment, seperti dikutip Soompi.
SM Entertainment juga menambahkan bahwa Haechan tak bisa tampil pada pementasan akhir tahun.
“[...] saat ini dia akan fokus pada perawatan dan pemulihan seperti rekomendasi dokter,” tambahnya.
Apa Itu Tibia Fracture?
Laman Healthline menyebutkan bahwa tibia atau shinbone adalah tulang terbesar yang berada di kaki bagian bawah. Bagian ini merupakan bagian tulang yang seringkali mengalami patah.
Joshua Rozell dalam “Tibial Plateau Fractures in Elderly Patients” (PDF) menjelaskan tulang tibia berbentuk segitiga yang terletak melintang di antara penampang diafisis serta tibia proksimal.
Ada tiga jenis tibia fracture jika dilihat dari lokasinya: tibial shaft fractures, tibial plateau fractures, dan tibial plafond fratures.
Pertama, tibial shaft fractures merupakan tibia fracture yang paling sering terjadi. Patah tulang ini terjadi di antara lutut dan pergelangan kaki. Menurut Maxwell Courtney, Joseph Bernstein, dan Jaimo Ahn, dalam “In Brief: Closed Tibial Shaft Fractures” (PDF), tibial shaft fractures terjadi akibat tumbukan berkekuatan tinggi yang disertai dengan kerusakan pada jaringan lunak. Biasanya, tibia shaft fractures kerap menyerang lansia dan jarang menimpa pengidap osteoporosis.
Penderita tibial shaft fractures, catat Courtney, dkk., harus mendapatkan tindakan medis yang serius pada jaringan lunak. Pasalnya, apabila tak diobati secara serius, tulang bisa menembus jaringan kulit. Ia bisa juga menyebabkan pendarahan dan pembengkakan pada jaringan lunak.
Jenis kedua, tibial plateau fractures, merupakan patah tulang yang terjadi akibat tekanan tinggi di bawah lutut. Umumnya, seperti disebut Salvi Prat-Fabregat dan Pilar Camacho-Carraso dalam “Treatment Strategy for Tibial Plateau Fractures: An Update” (PDF), hal ini menimpa para pejalan kaki yang terserempet kendaraan bermotor.
Yang terakhir, tibial plafond fractures atau tibial pilon fracture adalah cedera yang menyerang sendi pergelangan kaki dan mengenai permukaan tulang rawan. Situs resmi American Orthopedic Foot and Ankle Society (AOFAS), mengatakan cedera ini begitu menyakitkan akibat ketidakmampuan kaki menahan beban. Kemungkinan paling buruk: dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi pergelangan kaki.
AOFAS menambahkan bahwa tibial plafond fractures melibatkan tiga tulang: tibia (tulang bantalan beban utama pada tungkai bawah), fibula (tulang luar yang lebih tipis dari tungkai bawah), dan talus (tulang pergelangan kaki).
Proses Penyembuhan
Gejala patah tulang tibia meliputi memar hingga rasa nyeri dengan intensitas yang begitu tinggi.
Meski begitu, patah tulang tibia bukannya tak bisa disembuhkan. Proses penyembuhannya sendiri dapat ditempuh dengan cara yang beragam, mengingat terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan: dari lokasi cedera sampai kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Laman Very Well Health menjelaskan tidak semua patah tulang tibia membutuhkan operasi. Dalam beberapa kasus, patah tulang tibia bisa disembuhkan dengan membatasi pergerakan kaki sampai cukup hanya memakai gips. Penderita juga bisa rutin minum obat anti-peradangan, melakukan terapi, dan rutin melahap latihan fisik agar cedera ini bisa dipulihkan.
Apabila nantinya pasien harus menjalani operasi, metode yang dipakai pun juga bisa bervariasi: menggunakan pin, plat, maupun sekrup, tergantung kondisi pasien. Proses pembedahannya pun dapat diambil dalam kondisi darurat, menunggu pembengkakan terlebih dahulu, hingga menanti kerusakan pada jaringan lunak terobati.
Sedangkan waktu pemulihan antara satu pasien dan lainnya tak selalu sama. Dilansir Healthline, proses pemulihan tergantung pada luasan dan jenis fraktur. Umumnya, cedera ini membutuhkan waktu setidaknya 3 bulan agar kondisi tulang kembali normal. Akan tetapi, dalam kasus yang kompleks, masa penyembuhan bisa lebih dari 6 bulan.
Editor: Maulida Sri Handayani