Menuju konten utama

Ini Penyebab Kereta Bekas Jepang Lebih Murah Dibandingkan INKA

Satu kereta bekas Jepang dibanderol Rp1 miliar, sedangkan satu kereta baru INKA capai Rp22,5 miliar. 

Ini Penyebab Kereta Bekas Jepang Lebih Murah Dibandingkan INKA
Sejumlah penumpang menunggu kedatangan KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (9/5/2022). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/rwa.

tirto.id - PT Kereta Commuter Line (KCI) menyiapkan anggaran Rp4 triliun untuk membeli 16 rangkaian kereta baru dari PT Industri Kereta Api (INKA). Pembelian itu sebagai pengganti rangkaian KRL Jabodetabek yang akan pensiun tahun ini.

Jika dibandingkan dengan impor kereta bekas dari Jepang, tentu kereta baru dari INKA jauh lebih mahal. Hal itu diungkapkan Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno.

“Harga kereta bekas Jepang jauh lebih murah saat ini, sebab hanya dikenakan ongkos angkut saja sebesar Rp1 miliar untuk satu kereta,” kata Djoko saat dihubungi tirto, Jumat (3/3/2023).

Jika dilihat dari sisi ekonomi, impor kereta bekas Jepang dapat menekan anggaran yang dikeluarkan oleh PT KCI untuk pengadaan KRL Jabodetabek. Namun di sisi lain, kereta bekas Jepang tidak selamanya tersedia.

Menurut Djoko, pembelian kereta bekas Jepang berdampak pada public service obligation (PSO) yang dibebankan lebih murah. Sebaliknya jika beli kereta baru dari INKA, maka PSO otomatis mahal.

“Satu rangkaian kereta baru berjumlah 12 bernilai Rp270 miliar, maka satu gerbong sudah seharga Rp22,5 miliar. Biaya tersebut belum termasuk PSO,” ujar Djoko.

Lebih lanjut, menurut Djoko dari sisi keawetan dan kualitas kereta pastinya lebih menguntungkan kereta baru dari INKA karena masa pemakaian bisa sampai 30 tahun.

“Jika perawatan dari keretanya bagus dan komponennya masih bagus, saya perkirakan bisa sampai 30 tahun ke depan, hal ini juga diiringi oleh PSO yang meningkat,” katanya.

Dia mengungkapkan dana subsidi untuk PSO KRL Jabodetabek cukup besar sehingga tarif yang dipatok kepada konsumennya lebih murah, sekitar Rp10 ribu-15 ribu.

Untuk kereta bekas Jepang, kata Djoko, masa pemakaian keretanya hanya sampai 10 hingga 15 tahun.

“Jika kereta bekas Jepang sudah mencapai 10 tahun atau bahkan lebih, harus segera dipensiunkan, karena hal ini menyangkut terhadap keselamatan penumpang,” pungkas Djoko.

Sebelumnya, VP Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan, kereta baru yang akan dibeli dari PT INKA harganya 20 kali lipat lebih mahal dibandingkan impor bekas.

16 rangkaian kereta baru yang sudah dipesan, diproyeksikan dapat beroperasi pada 2025/2026. Anne mengatakan, kontrak pembelian akan diteken pada Maret 2023, pasca kesepakatan awal sudah diteken lewat perjanjian kesepakatan (MoU) sejak 2022 lalu

Baca juga artikel terkait IMPOR KERETA atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - News
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat