tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan wilayah Indonesia yang dilanda gempa pada hari ini, Kamis, 2 Maret 2023, di antaranya wilayah Lengayang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat dan Sarmi, Papua.
Seperti diberitakan Antara News, gempa di wilayah Lengayang memiliki kekuatan magnitudo 5,6 dan terjadi akibat adanya aktivitas subduksi. Kejadiannya sekitar pukul 06.05.23 WIB.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, lokasi gempa itu terjadi di darat wilayah Lengayang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada kedalaman 84 km dan terletak di koordinat 1,69 Lintang Selatan dan 100,70 Bujur Timur.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi," katanya.
Hasil analisis mekanisme sumber, kata Daryono, menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Daryono mengatakan, gempa itu turut dirasakan di daerah Padang, Padang Panjang, dan Pesisir Selatan, dengan skala intensitas II-III MMI (Modified Mercally Intensity) atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Sampai dengan pukul 06.55 WIB, kata dia, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Oleh sebab itu, Daryono bilang, BMKG meminta masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak karena gempa. Dia juga meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu serta berita yang tidak benar.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Selain di Sumatera Barat, BMKG juga mengatakan, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,5 terjadi di wilayah Sarmi, Papua, pada Kamis dini hari, tepatnya pada pukul 02.28 WIB.
Gempa WIB itu berada di koordinat 13.67 Lintang Utara (LU) dan 146.53 Bujur Timur (BT) sekitar 1.969 km timur laut Sarmi, Papua, pada kedalaman 10 km dan tidak berpotensi tsunami.
"Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data," demikian BMKG.
Editor: Iswara N Raditya