tirto.id - Kuartal keempat tahun ini, Jakarta akan menjadi tuan rumah forum internasional kerja sama maritim antar anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ditambah delapan negara lainnya, termasuk Cina dan Amerika Serikat atau dikenal dengan ASEAN+8. Indonesia dan Filipina akan memimpin forum internasional tersebut.
"Para pejabat senior (setara direktur jenderal) ASEAN hari ini sepakat untuk membahas isu kelautan di Jakarta," kata Jose Tavares, Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Indonesia, pada Kamis (27 malam (27/4/2017) di Manila, kepada sejumlah wartawan.
Isu kemaritiman memang menjadi salah satu prioritas bagi pemerintahan kabinet kerja Presiden Joko Widodo.
"Forum ini adalah inisiatif Indonesia untuk meningkatkan kerja sama maritim baik dari segi keamanan, perlindungan lingkungan, manajemen kawasan, maupun penanganan bencana," kata Tavares.
Keamanan maritim memang menjadi salah satu persoalan utama di Asia Tenggara. Di kawasan inilah terletak jalur lalu lintas barang utama dunia yang dilewati 50 persen kapal dagang secara global, Laut Cina Selatan.
Wilayah yang mengandung cadangan minyak terbukti sedikitnya tujuh miliar barel tersebut kini tengah menjadi subjek sengketa klaim kepemilikan antara China dengan sejumlah negara Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei.
Selain sengketa wilayah, persoalan keamanan maritim lain di Asia Tenggara adalah perompakan. Selat Malaka yang terletak di Indonesia disebut-sebut sebagai perairan paling berbahaya di dunia karena banyaknya bajak laut yang beroperasi di sana.
Sementara itu dari sisi bencana, Asia Tenggara pernah mengalami salah satu tragedi alam paling mematikan dalam sejarah saat tsunami melanda kawasan ini pada 2014 lalu. Lebih dari 170.000 orang tewas di Aceh dan Nias saat itu, sementara 50.000 lainnya juga mengalami nasib yang sama di Thailand.
Persoalan lainnya adalah manajemen kemaritiman, di mana kebijakan keras dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terhadap kapal-kapal pencuri ikan asing banyak menuai protes dari negara-negara lain.
Dalam konteks itulah Indonesia menilai kerja sama maritim di kawasan sangat diperlukan, salah satunya adalah dengan menggelar forum kelautan di Sekretariat ASEAN di Jakarta.
"Dalam forum ini akan terjadi pertukaran gagasan antara para pengambil kebijakan sekaligus para pakar," kata Jose seusai menghadiri pertemuan para pejabat senior ASEAN yang merupakan bagian dari konferensi tingkat tinggi organisasi tersebut.
"Di situ akan dibahas bagaimana praktik terbaik dalam merespon bencana, maupun penyikapan terhadap isu-isu global kemaritiman yang tengah terjadi," kata dia, seperti dikutip dari Antara.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri