tirto.id - Agar dapat bersaing di tingkat global, Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia menjadi pusat logistik negara-negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) melalui pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB) di Tanah Air.
“Semua. Iya dong. Semua pindah ke sini karena konsumsi di sini, produksi di sini, 45 persen konsumsi di sini, PDB ada di Indonesia,” kata Jokowi setelah meresmikan beroperasinya Pusat Logistik Berikat di kawasan industri Cipta Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis, (10/3/2016).
Jokowi mengatakan, apabila Indonesia dapat memerankan fungsinya sebagai pusat logistik, maka negeri ini akan dapat meredam biaya logistik yang saat ini masih cenderung tinggi, sehingga Indonesia dapat bersaing dalam era kompetisi global.
“Saya sampaikan kalau negara lain bisa seperti itu kita juga harus bisa kita dalam persaingan, era kompetisi, kalau kita tidak murah ya kalah. Biaya logistik kita 24-27 persen masih tinggi sekali,” katanya.
Ia berharap setelah PLB diresmikan, perpindahan besar-besaran logistik-logistik yang semula harus diambil di negara-negara lain atau negara tetangga ASEAN ke Indonesia dapat diwujudkan. Oleh karena itu, lanjut Jokowi, fasilitas dan insentif yang disiapkan bagi PLB diupayakan sangat bagus dan menarik.
“Dulu ada gudang berikat (ibaratnya) dulu hanya warung sekarang berubah menjadi pusat logistik berikat, menjadi supermarket semuanya ada sehingga nantinya biaya logistik akan jatuh lebih murah,” kata Jokowi.
PLB merupakan gudang multifungsi yang atas pemasukan barang impor belum dipungut bea masuk dan pajak impor. Di PLB belum diberlakukan ketentuan pembatasan impor dan semua kegiatan yang dapat dilakukan di gudang di luar negeri juga dapat dilakukan di PLB termasuk pemeriksaan penyurvei.
Dengan adanya PLB diharapkan biaya logistik nasional akan turun, dwelling time di pelabuhan semakin cepat serta dapat menarik investasi untuk pertumbuhan ekonomi nasional.