tirto.id - Tangki 205 di Kilang Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah terbakar pada Jumat (11/6/2021). Imbas dari terjadinya kebakaran tersebut PT Pertamina harus menghentikan operasional tujuh tangki lain yang terletak di sekitar tangki 205.
Area Manager Communication, Relations, & CSR RU IV Cilacap - Sub Holding Refining & Petrochemical Pertamina Hatim Ilwan menjelaskan, hingga saat ini masih ada 253 tangki yang masih beroperasi normal.
“Kami punya 260 tangki, tujuh tangki ini [disetop perasi] bukan BBM bukan LPJ, tapi benzene. Benzene ini adalah bahan dasar untuk petrokimia. Tangki 205 itu adalah tangki yang paling kecil itu pun berkapasitas 500.000 liter posisinya tidak penuh,” jelas dia kepada Tirto, Senin (14/6/2021).
Ia menjelaskan, saat kebakaran terjadi pada tangki 205, empat tangki lain yang masih terisi penuh dengan benzene segera dikuras dan dipindahkan ke tangki lain.
Meski api tidak merambat pada tangki lain dan kebakaran bisa dipadamkan pada pukul 10.50 WIB, Sabtu (12/2021) pihaknya hingga saat ini sudah mengosongkan tujuh tangki untuk diperiksa keamanannya.
“Tujuh tangki ini tidak dulu digunakan. Kami memeriksa semua fungsi terkait juga melakukan pengecekan mana yang kira-kira berpotensi [mengalami kerusakan] yang kita tidak inginnkan itu bisa kita deteksi dari awal. Jadi belum ada prediksi ini [tujuh kilang] operasionalnya kapan. Belum ada prediksi,” terang dia.
Hingga saat ini pihaknya tengah melakukan proses pembersihan di kawasan kilang, tujuh kilang itu pun disterilkan sambil menunggu proses investigasi yang dilakukan oleh internal perseroan.
“Tujuh tangki ini kami sterilkan, saat ini kami sedang melakukan pembersihan terhadap foam kami bersihkan dengan air di sekitar situ. Jadi dari kemarin sampai sekarang ini kami sudah melakukan pembersihan terhadap fom dengan air kemudian ada sisa prodak yang ada kami bersihkan,” jelas dia.
Penyebab Kebakaran belum Diketahui
Hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan petunjuk terkait apa yang memicu kebakaran di kilang 205 pada Jumat malam. Namun, pada saat itu ia menyebut cuaca Kota Cilacap tengah hujan deras disertai dengan petir.
“Kalau penyebabnya memang kami belum bisa pastikan, pasti menunggu investgasi lebih lanjut. Tapi bahwa fakta ketika kejadian dari bada maghrib ke isya Kota Cilacap khususnya wilayah yang dekat area kilang kami ini hujan sangat lebat diiringi dengan petir yang bersautan dengan skala cukup besar,” terang dia.
Dari kejadian tersebut, pihaknya memastikan pasokan benzene sebagai bahan baku pembuat produk petrokimia aman. Selain itu Kiang Pertamina Refinery Unit IV Cilacap yang merupakan kilang terbesar yang mensuplai 60 persen BBM di Pulau Jawa masih beroperasi dan mampu mensumpai kebutuhan konsumsi BBM dengan aman.
“Jadi ketika kejadian kan ini produknya bukan BBM, stok BBM dan LPG dari RU 4 untuk masyarakat tidak terganggu. Jadi tetap beroperasi. Kemudian untuk kebutuhan produksi petokimia pun aman karena kami punya stok yang memang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan industri,” terang dia.
Sementara itu mengenai berapa nominal kerugian imbas kebakaran tersebut, perseroan masih mengunggu hasil investigasi dan menghitung kerusakan yang terjadi pada kilang 205 dan pemeriksaan tujuh kilang lain yang ada di lokasi kebakaran.
“Belum masih dihitung, belum ada hitungannya,” tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Restu Diantina Putri