Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Gibran Diangkat Menjadi Ulama dan Mendapat Gelar Kiai

Tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa Gibran telah diangkat menjadi ulama dan mendapatkan gelar kiai.

Hoaks Gibran Diangkat Menjadi Ulama dan Mendapat Gelar Kiai
Header Periksa Fakta Gibran Diangkat jadi Ulama. tirto.id/Ecun

tirto.id - Meski pemungutan suara Pemilu 2024 telah diselenggarakan pada Rabu (14/2/2024) lalu dan hasilnya telah diumumkan pada Rabu (20/3/2024), berbagai isu tentang pesta demokrasi tersebut masih marak tersebar di media sosial. Tak terkecuali, narasi yang mencatut nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang berkontestasi di Pemilu 2024.

Belakangan ini misalnya, beredar narasi yang mengeklaim bahwa cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, diangkat menjadi ulama dan mendapatkan gelar kiai.

Narasi tersebut diunggah oleh akun Facebook “Yugandi Silborn” lewat video reels yang memperlihatkan sosok Gibran yang nampak memakai peci berwarna putih sedang dipakaikan sebuah kain ulos berwarna merah oleh beberapa orang disampingnya.

Foto Periksa Fakta Gibran Diangkat jadi Ulama

Foto Periksa Fakta Gibran Diangkat jadi Ulama. foto/Hotline periksa fakta tirto

Terdapat keterangan teks narasi bertuliskan “Sudah jd Ulama plus gelar Kiyai/Gus?Astagfirullah” dalam video. Unggahan video ini juga diketahui dibagikan ulang oleh akun Facebook “Cekpen Sabang” pada Sabtu (6/4/2024) dengan keterangan takarir sebagai berikut:

“Rasullullah yg d takuti para ulama SU..berilmu tinggi tapi salah menggunakan@..ni contoh jd penjilat anak presiden..dr segi mn kt pandang Gibran gelar kiyai/Gus..kitap pa yg udah dia selesaikan tuk d amalkan..”

Sepanjang Sabtu (6/4/2024) hingga Jumat (19/4/2024), atau selama 13 hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh dua tanda suka, satu komentar dan telah satu kali dibagikan.

Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa Gibran telah diangkat menjadi ulama dan mendapatkan gelar kiai?

Penelusuran Fakta

Pertama-tama, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran dengan mengambil salah satu tangkapan layar momen dalam video tersebut lalu menelusurinya dengan menggunakan teknik reverse image search di Google Images.

Penelusuran mengarahkan kami ke unggahan video identik di instagram @matarakyat_sumbar. Berdasarkan keterangan informasi dari akun tersebut, momen dalam video saat Gibran dipakaikan sebuah kain ulos berwarna merah adalah saat cawapres nomor urut dua tersebut bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al Kautsar di Jalan Pelajar Timur, Medan pada Minggu (19/11/2023).

Dalam momen tersebut, disebutkan bahwa pengasuh Pondok Pesantren Al Kautsar, Syech Ali Marbun, memakaikan ulos dan memberikan tongkat kepada Gibran sebagai simbol kepemimpinan. Tidak ada keterangan informasi dalam unggahan yang menyebut bahwa dalam momen tersebut Gibran telah diangkat menjadi ulama dan mendapatkan gelar kiai.

Penelusuran juga mengarah ke artikel berita milik Antara berjudul “Gibran 'diupah-upah' pengasuh Ponpes Al Kautsar Al Akbar di Medan” yang diunggah pada Senin (20/11/2023).

Sama seperti keterangan dalam unggahan akun Instagram sebelumnya, diketahui bahwa cuplikan video yang disertakan dalam klaim unggahan berasal dari momen saat Gibran mengunjungi Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar di Medan pada Minggu (19/11/2024).

Antara memberitakan bahwa dalam kesempatan tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Syech Ali Akbar Marbun melakukan tradisi "upah-upah" terhadap Gibran dengan menyuapi pisang goreng dan ikan mas arsik atau masakan dari daging yang dibumbui sambal, asam potong, dan direbus, hingga kuahnya kering.

Dalam momen yang sama, pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar juga memasangkan ulos dan memberikan tongkat kepada putra sulung Presiden Joko Widodo ini. Momen inilah yang terekam seperti dalam klaim video unggahan lalu dinarasikan keliru sebagai proses pengangkatan ulama dan pemberian gelar kiai kepada Gibran.

Meski begitu, seperti yang diberitakan Antara, pengasuh Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Syech Ali Marbun, mengungkap pemakaian ulos dan pemberian tongkat kepada Gibran hanyalah sebagai simbol kepemimpinan dan bukan sebagai proses pengangkatan ulama dan pemberian gelar kiai kepada Gibran seperti yang dinarasikan dalam klaim unggahan.

"Mudah-mudahan menjadi pemimpin, dan kita doakan tercapai cita-citanya. Kalau saya hanya bisa mendoakan, dan kita sokong yang muda-muda ini karena semangatnya untuk memimpin negeri ini," ucap Syech Ali, Minggu (19/11/2023) dikutip dari Antara.

Kami juga melakukan penelusuran lebih lanjut terkait kegiatan Gibran di di Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan pada hari Minggu (19/11/2023) tersebut dengan memasukan kata kunci “Gibran Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan” ke platform Youtube.

Hasilnya, kami kembali menemukan video kegiatan Gibran di pesantren tersebut yang diunggah di kanal Youtube Kompas TV dengan judul “Gibran Silaturahmi ke Pondok Pesantren Al-Kautsar Saat Berkunjung di Medan” yang diunggah pada Selasa (21/11/2023).

Seperti yang diberitakan Kompas TV dalam video berdurasi 2 menit dan 55 detik tersebut, momen kunjungan Gibran ke Pondok Pesantren Al Kautsar tersebut adalah dalam rangka silaturahmi dan safari politik menjelang Pemilu 2024.

Tidak ada satupun momen dalam video maupun dalam keterangan berita yang membenarkan klaim bahwa dalam kesempatan tersebut Gibran telah diangkat menjadi ulama dan mendapatkan gelar kiai.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa Gibran telah diangkat menjadi ulama dan mendapatkan gelar kiai.

Video yang disertakan dalam klaim unggahan adalah momen ketika Gibran mengunjungi Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar di Medan pada Minggu (19/11/2023) dalam rangka silaturahmi dan safari politik.

Jadi, informasi yang menyebutkan bahwa Gibran telah diangkat menjadi ulama dan mendapatkan gelar kiai bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Alfitra Akbar

tirto.id - Politik
Penulis: Alfitra Akbar
Editor: Farida Susanty