tirto.id - Ketika perhatian Amerika Serikat terus tertuju pada langkah-langkah pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump, hasil terbaru menunjukkan penghitungan suara Trump kian merosot dibandingkan Hillary Clinton menurut suara popular.
Hillary Clinton berhasil mendapatkan popular vote mencapai lebih dari 2 juta, atau sekitar 1,5 persen dari keseluruhan suara pada Rabu (23/11/2016) pagi waktu setempat. Dengan perolehan sebanyak 64.225.863 surat suara dibandingkan Trump yang hanya mendapat 62.210.612, menurut nonpartisan David Wasserman dari Cook Political Report.
Sebagaimana dilaporkan The Huffington Post, jelas terlihat pada malam pemilihan 9 November lalu, bahwa Clinton akan memenangkan suara popular, meski Trump yang terpilih menjadi Presiden berdasarkan electoral college atau lembaga pemilihan.
Sebelumnya, sekelompok ilmuwan komputer dan pengacara pemilu sudah mendatangi Clinton dengan klaim bahwa pemungutan suara di negara bagian Wisconsin, Michigan dan Pennsylvania telah dinodai. Pasalnya, Trump sudah diproyeksikan sebagai pemenangnya di ketiga negara bagian tersebut, meski hasil dari Michigan belum resmi. Clinton butuh memenangkan ketiganya demi membalikkan hasil suara electoral college.
Selain itu, para aktivis juga mencari jalan lain untuk membalikkan hasil pemilu dengan melakukan kampanye penekanan terhadap pemilih electoral college agar memberikan suara mereka untuk Clinton pada 19 Desember mendatang. Sebuah petisi di situs Change.org tentang hal tersebut kini telah ditandatangani oleh hampir 5 juta orang.
Hasil pemilu electoral college juga telah menuai kritik dari banyak orang termasuk Donald Trump. Konglomerat itu pernah mengatakan dirinya bukan pendukung electoral college, dan memilih suara popular yang dinilainya lebih baik. Namun, ia menyanggah pernyataan itu melalui kicauan di Twitter dan menulis “jika pemilihan didasarkan suara popular maka saya akan melakukan kampanye di New York, Florida dan California saja dan dapat menang lebih banyak serta lebih mudah.”
Peristiwa ini menjadi kedua kalinya dalam dua dekade di mana seorang calon dari Partai Demokrat mengumpulkan lebih banyak suara, namun kalah dari Partai Republik. Pada 2000 lalu, Al Gore dari Demokrat mendapat suara sebanyak 500.000 lebih banyak dari kandidat Partai Republik George W. Bush. Pada saat itu, marjin kemenangan Al Gore dalam pemilu merupakan yang terbesar dibanding kandidat kalah lainnya dalam pemilihan.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz