tirto.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian meminta adanya penyelidikan terhadap peristiwa ambruknya atap sekolaj SDN Gentong I, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (5/11/2019) kemarin.
“Harus kita selidiki, dimana akar miss-nya? Apakah pihak sekolah yang tidak melaporkan kondisi bangunan sekolah yang sudah tidak layak, ataukah dari dinas pendidikan kota yang belum menindaklanjuti laporan?”, ujar Hetifah kepada wartawan, Rabu (6/11/2019).
Memang, kata Hetifah sekolah dasar merupakan tanggung jawab pemerintah kota. Namun, seharusnya program bantuan pemerintah pusat, seperti dana alokasi khusus bisa dimanfaatkan bila memang kondisi sekolah sudah tak layak untuk kegiatan belajar mengajar.
Menurut Hetifah, semua pemangku kepentingan pendidikan harus proaktif dalam mengajukan dan melaksanakan perbaikan sekolah-sekolah yang kurang layak. Baik dari pihak pemerintah kota, pihak sekolah, maupun orang tua murid.
"Pada 2016 kami dari DPR sudah membuat panja sarana prasarana pendidikan dasar. Pada saat itu kami mengevaluasi rencana perbaikan sarpras yang masih jauh dari kebutuhan, dan meminta pemerintah mempercepat proses pembangunan sekolah rusak dengan dana dari sumber-sumber lain seperti DBH dan PAD," kata Hetifah.
Setelah itu di tahun 2018, DPR juga sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1.7 triliun untuk rehabilitasi ruang kelas, dan Rp765 milyar untuk renovasi sekolah. Jumlah tersebut ditargetkan menjangkau 22.446 ruang kelas dan 1.179 sekolah.
Hetifah mengatakan ia mendapatkan laporan bila sekolah tersebut masih berumur dua tahun. Ia pun heran bila atap sekolah tersebut ambruk. Padahal seharusnya standar kekuatan bangunan adalah 20 tahun.
"Gedung ini masih berusia dua tahun, seharusnya jika dibangun dengan baik, gedung ini masih memenuhi standar kelayakan. Perlu dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai penyebab ambruknya bangunan sekolah tersebut," ucap Hetifah.
"Perlu diselidiki, apakah memang ada terjadi gagal konstruksi sejak awal. Pihak-pihak terkait harus bertanggung jawab," imbuhnya.
Atap gedung SDN Gentong di Pasuruan, Jawa Timur, ambruk saat proses belajar mengajar, Selasa (5/11/2019) pukul 08:30 WIB. Seorang guru pengganti dan seorang siswa meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, korban meninggal yakni Sefina Arsi Wijaya (19 tahun) dan Irza Amira (8 tahun). Dua korban meninggal dan sejumlah siswa yang terluka dibawa ke RSUD Dr R Soedarsono Kota Pasuruan.
Akibat peristiwa ini, tak ada kegiatan belajar mengajar selama satu pekan di sekolah ini. Garis polisi masih terpasang di luar gedung sekolah yang ambruk. Sejumlah karangan bunga juga berjejer di depan sekolah, mulai dari Gubernur Jawa Timur hingga Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Irwan Syambudi