Menuju konten utama

Hari Tanah Sedunia 2020 World Soil Day: Sejarah, Tema, Fakta Unik

Sejarah dan tema Hari Tanah Sedunia yang diperingati setiap 5 Desember.

Hari Tanah Sedunia 2020 World Soil Day: Sejarah, Tema, Fakta Unik
Warga mengecek makam keluarganya yang tertimpa pohon di TPU Cilangkap, Depok, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww)

tirto.id - Hari Tanah Sedunia (World Soil Day) dirayakan setiap tahun pada 5 Desember. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan peringatan Hari Tanah Sedunia demi memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga tanah agar tetap sehat dan aman untuk pangan.

Di situs resminya, United Nation (PBB) menuliskan visi Hari Tanah Sedunia yaitu untuk memelihara seluruh makhluk di dalam tanah. Komunitas organisme hidup yang beragam ini menjaga tanah tetap sehat dan subur.

Gerakan serupa juga diimbau oleh Food and Agriculture Organization (FAO). Dilansir situs resmi FAO, World Soil Day 2020 bertema "Jaga tanah agar tetap hidup, Lindungi keanekaragaman hayati tanah".

FAO mendesak masyarakat dunia untuk memusatkan perhatian pada para "pekerja" di bawah tanah - dari bakteri kecil hingga kaki seribu yang gesit dan cacing tanah berlendir, yang semuanya berkontribusi untuk proses yang sangat diperlukan demi kehidupan di Bumi.

FAO mendorong masyarakat di seluruh dunia untuk terlibat secara proaktif dalam meningkatkan kesehatan tanah, kampanye ini juga bertujuan untuk memerangi hilangnya keanekaragaman hayati tanah.

Jika tidak segera bertindak, kesuburan tanah akan terus terpengaruh secara merugikan pada tingkat yang mengkhawatirkan, mengancam pasokan pangan global dan keamanan pangan.

Sejarah Hari Tanah Sedunia 5 Desember

Hari Tanah Sedunia (World Soil Day / WSD) diadakan setiap tanggal 5 Desember sebagai sarana untuk memusatkan perhatian pada pentingnya tanah yang sehat dan mengedukasi pengelolaan sumber daya tanah yang berkelanjutan.

Hari internasional untuk merayakan Tanah direkomendasikan oleh International Union of Soil Sciences (IUSS) pada tahun 2002. Di bawah kepemimpinan Kerajaan Thailand dan dalam kerangka Kemitraan Tanah Global, FAO telah mendukung pembentukan resmi WSD sebagai global platform peningkatan kesadaran.

Konferensi FAO dengan suara bulat mendukung Hari Tanah Sedunia pada Juni 2013 dan meminta putusan pada Sidang Umum PBB ke-68. Pada bulan Desember 2013, Majelis Umum PBB menanggapi dengan menetapkan 5 Desember 2014 sebagai Hari Tanah Sedunia resmi yang pertama.

Fakta Unik World Soil Day 2020

1. Tanggal 5 Desember dipilih karena bertepatan dengan hari lahir H.M. Raja Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand, yang merupakan salah satu tokoh utama prakarsa peringatan ini.

2. Tanah adalah sumber daya kehidupan, rumah bagi lebih dari seperempat (25%) keanekaragaman hayati di bumi.

3. Hingga 90% organisme hidup atau menghabiskan sebagian dari siklus hidupnya di tanah, namun dari penelitian masyarakat hanya mengetahui 1% dari alam semesta tersembunyi ini.

4. Organisme tanah bekerja selama 365 hari, selama 24 jam berupaya terkoordinasi untuk mempertahankan kehidupan di Bumi.

5. Keanekaragaman hayati tanah merupakan komponen penting dari kesehatan tanah. Tanah yang sehat menghasilkan makanan yang lebih bergizi dan lebih aman. Dari data yang didapatkan FAO, 95% makanan berasal dari tanah.

6. Organisme tanah membantu tanah menyimpan karbon dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

7. Keanekaragaman hayati tanah berkontribusi pada pemulihan pencemaran tanah dengan menghancurkan kontaminan.

8. Tanah adalah apotek yang sangat luas dan penting. Hampir semua antibiotik yang digunakan untuk membantu melawan infeksi dibuat dengan menggunakan mikro-organisme tanah.

9. Hanya dalam 3 inci tanah, terdapat 13 kuadriliun organisme hidup dengan berat 100 juta ton.

10. Ada lebih banyak organisme dalam satu gram tanah yang sehat daripada jumlah manusia di Bumi.

11. Organisme tanah mengolah 25.000 kg bahan organik di permukaan yang setara dengan lapangan sepak bola, yaitu berat 25 mobil.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Desika Pemita

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Desika Pemita
Penulis: Desika Pemita
Editor: Dipna Videlia Putsanra