Menuju konten utama

Hari Susu Sedunia 1 Juni: Tema dan Sejarah World Milk Day 2021

Sejarah Hari Susu Sedunia ditetapkan sejak 2001 silam oleh FAO. 

Hari Susu Sedunia 1 Juni: Tema dan Sejarah World Milk Day 2021
sejumlah mahasiswi universitas airlangga membagikan susu gratis kepada warga di surabaya, jawa timur, minggu (29/5). menurut kementerian perindustrian konsumsi susu masyarakat indonesia rata-rata masih 12,10 kilogram per kapita per tahun, dan dinilai masih rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara asean yang sudah mencapai di atas 25 kilogram per kapita per tahun. antara foto/didik suhartono/foc/16.

tirto.id - Tanggal 1 Juni selalu diperingati sebagai World Milk Day atau Hari Susu Sedunia. Tahun ini, Food and Agriculture Organisation (FAO) menetapkan gerakan "Enjoy Dairy" yang artinya nikmati produk susu, sebagai tema Hari Susu Sedunia 2021.

Menurut FAO, tema World Milk Day 2021 tersebut akan berfokus pada keberlanjutan sektor susu yang berkaitan dengan kondisi lingkungan, gizi, dan sosial-ekonomi.

Di tahun-tahun sebelumnya, Hari Susu Sedunia dirayakan dengan berbagai kegiatan seperti festival, konser, kunjungan ke peternakan, konfrensi, dan sebagainya. Sayangnya, perayaan tahun ini akan sedikit berbeda mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda.

Berkaitan dengan kondisi tersebut, FAO mentapkan bahwa kegiatan Hari Susu Sedunia tahun ini dapat dilaksanakan secara daring dengan memanfaatkan platform media sosial.

Ada sejumlah kegiatan kampanye yang di rekomendasikan oleh FAO untuk merayakan Hari Susu Sedunia yang akan jatuh pada Selasa (1/6/2021) mendatang, yaitu:

  • TikTok challenge
  • Diskusi tentang produk susu di Twitter
  • Kontes foto pemilihan sapi perah yang paling fotogenik
  • Kontes resep berbahan susu
  • Meramaikan media sosial dengan video peternak sapi, boomerang, dan filter snapchat
  • Kompetisi lagu bertema susu
  • Diskusi dengan audio chat melalui Clubhouse
Sejarah Hari Susu

Hari Susu Sedunia sendiri ditetapkan sejak 2001 silam oleh FAO. Hari tersebut ditetapkan dengan tujuan menyampaikan pesan kepada seluruh komunitas global akan pentingnya peran susu dalam kesehatan masyarakat dunia.

Kesehatan dan pemenuhan gizi bukanlah satu-satunya yang didukung dalam gerakan Hari Susu Sedunia. Hari tersebut juga dijadikan momen untuk mendukung industri susu yang menjadi mata pencaharian bagi satu miliar orang di dunia.

Faktanya, hingga hari ini 104 negara di dunia telah berpartisipasi dalam gerakan Hari Susu Sedunia. Hal ini tentu menunjukkan bahwa komunitas dunia mendukung pesan akan pentingnya susu sebagai makanan global.

Selain itu, terdapat fakta bahwa saat ini industri susu dan peternakan di dunia menyumbang banyak emisi karbon yang kurang baik bagi lingkungan. Sehingga, tahun ini FAO juga mendorong para peternak sapi perah dunia untuk mulai menggunakan teknologi rendah karbon dalam produksi produk susu

Di Indonesia, Hari Susu mulai dirayakan pada 2009, seiring dengan dirilisnya Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2182/KPTS/PD.420/5/2009. Perayaan Hari Susu di Indonesia berkaitan dengan kondisi konsumsi susu nasional yang tergolong rendah dibandingkan negara-negara lain.

Dilansir laman resmi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) pada 2019, tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia per tahun 2019 masih dikisaran 16,23 Kg/kapita/tahun. Padahal konsumsi susu dinilai sangat penting bagi kesehatan masyarakat, khususnya mencegah stunting pada anak-anak dan meningkatkan imunitas tubuh.

"Di masa pandemi Virus Covid-19 saat ini, konsumsi susu menjadi penting untuk peningkatan imunitas tubuh yang merupakan salah satu cara untuk meminimalisir potensi terinfeksi agen penyakit," terang Dirjen PKH, I Ketut Diarmita dalam rilis Kementerian Pertanian.

Baca juga artikel terkait HARI SUSU SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yulaika Ramadhani