Menuju konten utama

Hari DBD ASEAN 15 Juni 2020: Cara Mencegah dan Ciri-Ciri Dengue

Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN diperingati setiap tanggal 15 Juni.

Hari DBD ASEAN 15 Juni 2020: Cara Mencegah dan Ciri-Ciri Dengue
Petugas Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) melakukan pengasapan (fogging) di pusat kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (19/3/2020). ANTARA FOTO/Rahmad.

tirto.id - Tanggal 15 Juni diperingati setiap tahunnya sebagai hari Demam Berdarah Dengue ASEAN, atau ASEAN Dengue Day (ADD). Peringatan ini digagas pertama kali pada 30 Oktober 2010 silam, dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-19 di Hanoi, Vietnam.

Indonesia menjadi pelopor peringatan Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN pada tahun berikutnya, 15 Juni 2011.

Negara-negara anggota ASEAN bersama-sama melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan kontrol demam berdarah yang selalu merenggut banyak korban jiwa setiap tahunnya.

Negara-negara tersebut yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Singapura, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Di Indonesia, penyakit demam berdarah ini telah tersebar 12 dari 32 provinsi dikutip dari laman Bethsaida Hospital. Sementara itu, 35 persen kasus demam berdarah ditemukan di Jakarta. Demam berdarah di Indonesia telah tembus 16 ribu kasus per Maret 2020, dengan total kematian mencapai 100 jiwa.

DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk berjenis Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus. Gejala yang muncul akibat serangan virus ini antara lain demam yang tinggi, hingga munculnya bintik-bintik merah di permukaan kulit.

Ciri-ciri DBD antara lain mual dan muntah, nyeri otot, sakit mata, demam selama 2-7 hari, dan pendarahan seperti mimisan.

Cara Mencegah DBD

Sampai saat ini, DBD masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Terlebih, vaksin masih belum ditemukan dan dalam tahap percobaan sebagaimana tertulis dalam Bayer Environmental Science.

Oleh karena itu, Kemenkes mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan aksi pencegahan DBD yang dikenal dengan aksi 3M Plus. Tiga M Plus tersebut antara lain sebagai berikut dilansir dari Kemenkes:

1. Menguras

Menguras merupakan kegiatan membersihkan/ menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum, atau tempat penampungan air lainnya.

Jangan lupa untuk menggosok dinding penampungan sebab telur nyamuk mungkin menempel. Kegiatan ini harus dilakukan setiap hari pada musim hujan atau pancaroba guna memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan hingga 6 bulan.

2. Menutup

Menutup adalah kegiatan menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti bak mandi atau drum. Kegiatan ini juga termasuk mengubur barang-barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.

3. Memanfaatkan kembali barang bekas yang bernilai ekonomis

Daur ulang disarankan untuk mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Lebih lanjut, yang dimaksud dengan Plus adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti sebagai berikut:

  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
  • Menggunakan obat anti nyamuk.
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
  • Gotong royong membersihkan lingkungan.
  • Periksa tempat-tempat penampungan air.
  • Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang sudah dikuras.
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk.

Baca juga artikel terkait DBD atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dipna Videlia Putsanra