tirto.id - Kelompok militan Hamas di jalur Gaza kembali meluncurkan roket ke wilayah Israel pada Kamis (13/6/2019) malam waktu setempat.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam serangan ini,tapi sebuah bangunan diperuntukkan buat sekolah Yahudi mengalami kerusakan.
Emmanuel Nahshon, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel membenarkan serangan roket Hamas menyasar Israel di wilayah Sderot, sebuah kota di bagian barat Negev, Distrik Selatan, Israel.
Dia mengatakan, Hamas telah mengkhianati perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati pada awal Mei lalu.
"Jelas, itu tidak dihormati," kata Nashson kepada Tirto, Jumat (14/6/2019). Ia tak menjawab langkah apa yang akan dilakukan Israel merespons serangan roket Hamas.
Pada awal Ramadan lalu, situasi di Jalur Gaza sempat memanas pasca demonstrasi besar besaran di Tepi Barat yang menewaskan beberapa warga Palestina. Hamas kemudian membalas dengan serangan ratusan roket ke wilayah Israel.
Situasi itu diprediksi bakal memicu perang besar seperti terjadi pada 2014. Tapi kemudian kedua musuh bebuyutan itu sepakat gencatan senjata pada 6 Mei 2019 atau hari kedua puasa.
Hingga kini, serangan roket Hamas dan Jihad Islam menyasar pemukiman sipil Israel masih terus terjadi.
Akibat serangan itu, ratusan ribu warga di Israel Selatan kini bertahan di pengungsian. Serangan itu juga merusak bangunan sekolah termasuk juga rumah warga di Israel Selatan.
Merespons serangan ini, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menginstruksikan kehadiran pasukan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza. Israel juga mengintensifkan serangan balasan melalui jalur udara.
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
