Menuju konten utama

Gubernur BI Sebut Rupiah Akan Segera Menguat di Bawah Rp16.000

Menurut Perry Warjiyo, hal ini didorong oleh langkah menstabilisasi nilai tukar, menaikkan suku bunga BI Rate dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Gubernur BI Sebut Rupiah Akan Segera Menguat di Bawah Rp16.000
Petugas menunjukkan uang dolar AS di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (10/10/2023). ANTARA FOTO/Bagus Ahmad Rizaldi/sgd/YU

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menguat dengan cepat ke level Rp16.000. Hal ini didorong serangkaian langkah menstabilisasi nilai tukar, menaikkan suku bunga BI Rate dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

"Waktu kita merespons potensial risk, di mana Fed Funds Rate enggak turun tahun ini, dolar AS terus menguat seperti itu, kita menaikkan BI Rate, SRBI, dan terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Perry dalam Taklimat Media Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (8/5/2024).

"Dengan perkembangan-perkembangan itu, tentu saja nilai tukar kita perkirakan akan menguat lebih cepat dari perkirakan," imbuhnya.

Menurutnya, BI turut mengupayakan nilai tukar rupiah menguat di bawah level psikologis Rp16.000 per dolar AS. Perry juga menjelaskan langkah dalam mendukung stabilitasi nilai tukar rupiah.

BI mendorong daya tarik aset rupiah untuk mencapai capital inflow masuk ke SRBI. Hingga minggu kedua Mei 2024, BI telah mencatat aliran modal ke SRBI Rp19,77 triliun.

Melalui aliran inflow ke SRBI yang menunjukkan tren meningkat, Perry menilai ke depannya nilai tukar rupiah lebih cepat turun terhadap dolar AS.

"Dengan inflow itu kami memperkirakan bahwa rupiah akan lebih menguat dari apa yang kita perkirakan," ujarnya.

Kurs rupiah, Rabu hari ini berdasarkan data dari Bloomberg tercatat melemah 39 poin menjadi Rp16.085 per dolar AS.

Untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global, BI memutuskan untuk menaikkan BI-Rate sebesar 25 basis points menjadi 6,25 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00 persen.

"Sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025," kata Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil RDG Maret 2024, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap didorong untuk terus tumbuh untuk mendukung ekonomi yang berkelanjutan.

Lebih lanjut, kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.

Perry menuturkan, kebijakan moneter terus diupayakan dengan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Baca juga artikel terkait KURS RUPIAH atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi