Menuju konten utama

Grace Natalie: Jalan Nomor Dua Gelap dan Penuh Duri

"Kalau kita ingin jalan nomor satu, tak ada cara lain selain "gas pol" Pak Jokowi," kata Grace. 

Grace Natalie: Jalan Nomor Dua Gelap dan Penuh Duri
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyampaikan pidato politik saat hadir pada acara #Festival11 di Yogyakarta, Senin (11/2/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menjelaskan, bangsa Indonesia sedang berdiri di persimpangan jalan. Sehinga masyarakat diberi pilihan dua jalan dan skenario Indonesia di masa depan.

Dirinya menerangkan, jalan nomor satu adalah jalan yang akan membawa masyarakat menuju Indonesia demokratis, stabil, dan sejahtera.

"Jalan yang fondasinya sedang dipersiapkan oleh Pak Jokowi lewat pembangunan infrastruktur besar-besaran, dengan skala yang belum pernah kita lihat sebelumnya sejak Republik berdiri," ujarnya saat berpidato di acara Festival 11 Jakarta di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019).

Kemudian, Grace mengatakan, berdasarkan prediksi Price Waterhouse Coopers (PWC), pada tahun 2050, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor empat dunia. Posisinya, Indonesia berada di bawah RRT, India, dan Amerika Serikat.

"Bayangkan, kemungkinan itu hanya berjarak 31 tahun dari sekarang. Ini adalah skenario yang bisa terjadi dengan syarat, Indonesia tetap stabil dan demokratis," kata Grace.

Tetapi, kata Grace, skenario tersebut dapat musnah jika masyarakat Indonesia memilih jalan nomor dua.

"Jalan nomor dua adalah jalan yang gelap, jalan penuh onak [duri]. Masa depan yang suram di mana negeri ini terperangkap oleh konflik SARA, di mana pertikaian antar kelompok tidak ada habisnya sebagaimana terjadi di Irak, Suriah, dan Afghanistan. Sebuah skenario yang sangat mungkin terjadi karena gejalanya sudah muncul di sekeliling kita," pungkasnya.

Jika skenario jalan nomor 02 terjadi, Grace pun mengkhawatirkan bangsa Indonesia nantinya menjadi negara yang tidak toleran. Karena situasi tersebut terus ditunggangi oleh kekuatan politik yang bersedia menggunakan berbagai cara untuk meraih kekuasaan.

"Kekuatan politik gelap yang dikelilingi kelompok ekstrem, kelompok intoleran," tuturnya.

Usai memberikan orasi politiknya tentang Indonesia yang berada di persimpangan jalan. Grace pun bertanya kepada para pendukung PSI, jika dihadapi dengan pilihan tersebut, jalan nomor berapa yang akan mereka pilih.

"Kita pilih jalan nomor berapa?" tanya Grace.

"Nomor satu," jawab massa sambil berteriak.

"Kalau kita ingin jalan nomor satu, tak ada cara lain selain "gas pol" Pak Jokowi," tutupnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto