tirto.id - Partai Gerindra, PKS, dan PAN dipastikan mendeklarasikan pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang hendak diusung dalam Pilgub 2018 Jawa Timur, Rabu (3/1/2018) malam.
Kepastian deklarasi itu disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera melalui pesan singkat. "Jadi [deklarasi diumumkan] di Kertanegara [kediaman Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto]," kata Mardani kepada Tirto, Rabu (3/1/2017).
Hingga berita ini ditulis, beberapa politisi dari tiga partai itu terlihat sudah hadir di kediaman Prabowo. Ketua Umum PKS Sohibul Iman dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga telah datang ke sana.
Saat ditemui sebelum kedatangan Sohibul dan Zulkifli, Prabowo mengaku belum memastikan nama-nama bakal cagub dan cawagub yang hendak diusung partainya. Ia berdalih sudah terbiasa menentukan kandidat di masa-masa akhir sebelum pendaftaran kandidat dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya belum bisa mengatakan bisa dipastikan. Politik di Indonesia ini injury time, lima menit sebelum pendaftaran saja bisa berubah. Beginilah demokrasi kita," ujar Prabowo.
Sebelum mendeklarasikan nama bakal cagub dan cawagub di Pilkada 2018 Jawa Timur, kelompok koalisi tiga partai itu telah mendapat kabar tak menyenangkan dari putri Presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Arrifah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid.
Baca: Yenny Wahid Tolak Maju Pilgub Jatim Sebab Tak Diizinkan Sesepuh NU
Yenny tak mendapat izin dari keluarga besar Gus Dur dan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi bakal cagub di Pilkada 2018 Jawa Timur. Padahal, Yenny sempat ditawarkan menjadi bakal cagub oleh Prabowo.
"Hikmah dari ini saya sangat mensyukuri ya. Walau tidak jadi maju tapi saya banyak belajar," kata Yenny.
Ia juga berkata, izin menjadi bakal cagub tak diterima karena keluarga besar Gus Dur ingin tetap menjaga keutuhan umat NU. Karena alasan tersebut, Yenny urung maju sebagai kandidat di Pilkada 2018 Jawa Timur.
"Tradisi NU itu ada dua dalil yang dipakai, dalil aqli dan naqli. Jadi akal dipakai, rasional dan spiritual. Tapi yang terpenting adalah tugas sejarah kami memastikan bahwa umat ini utuh, terutama umat NU," tuturnya.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto