tirto.id - FreakOut Dewina Indonesia adakan acara berjudul HangOut with FreakOut di Cinemaxx Fx Sudirman, Jakarta pada Rabu (18/1). Suguhan yang baru pertama kali dilakukan oleh FreakOut ini mengusung topik pemasaran dengan menitikberatkan pada materi penjualan.
FreakOut sebagai salah satu pakar di bagian jasa periklanan secara daring mengundang pembicara yang ahli di bidangnya : Zarona dari KasKus, Triari Senawirawan dari DBS Bank, serta Tyas Pamungkas dan Nicky Sebastian dari Blibli.com. Acara ini dihadiri sekitar 150 orang yang masing-masing adalah bagian dari perusahaan periklanan, ataupun majalah yang berbasis internet.
Zarona selaku Brand Manager Forum KasKus menjadi yang pertama untuk mengantarkan materinya. KasKus selama ini memang dikenal dengan berbagai kegiatan jual-beli, tapi menurut Zarona, justru forum-lah yang membuat KasKus tetap bertahan.
Menurut Zarona, salah satu sistem utama KasKus adalah user-generated content: para pengguna bisa membuat konten sendiri dan berinteraksi sendiri dengan bebas. Siapapun yang membuat konten paling menarik, nantinya akan mendapat penghargaan dari KasKus, termasuk masuk dalam halaman utama sebagai hot thread : konten yang paling banyak menjadi perbincangan ataupun paling menarik.
Sebab inilah yang menjadi KasKus kaya akan interaksi pengunjung. Bagi KasKus, kedekatan dengan para pengguna merupakan hal yang utama. Terutama, orang bisa menjadi berkarya melalui kedekatan itu. Sebagian orang juga terus memakai KasKus sebagai sarana publikasi. Sebut saja Bonaventura Genta : pengarang novel Keluarga Tak Kasat Mata. Karya Genta pertama kali hanya berupa catatan harian di forum KasKus bagian misteri. Saking banyaknya respon positif dari pengunjung KasKus, cerita Genta kemudian dibukukan dan terjual 300 buah dalam 24 jam.
Kekuatan KasKus dan pemakainya memang sebegitu hebatnya.
Namun, KasKus tidak serta-merta sukses begitu saja. Zarona mengakui, pihak KasKus selalu berusaha beradaptasi. Pada zaman sekarang ini, mereka menyasar generasi millennial. Mereka mengakui ; untuk menggaet generasi millennial, harus memperkaya konten bergambar. Karena itu, jangan heran bila di laman utama KasKus selalu ramai dengan gambar-gambar dibanding tulisan.
“Sekarang ini lebih banyak orang menggunakan mobile apps. Karena sekarang sasaran kita generasi millennial, kita menekankan konten dengan lebih banyak gambar,” kata Zarona yang akrab dipanggil One.”Dan mobile kita utamain banyak gambar.”
Menurut One, pemilihan konten berbanding lurus dengan tingkat ketertarikan pengguna. Dewasa ini, masyarakat banyak mengakses melalui ponsel daripada komputer, karena itu One menekankan agar pemilihan konten lebih pada gambar daripada tulisan. Salah satu sebabnya: bila orang membaca tulisan panjang di ponsel, mata akan lelah, berbeda bila memakai komputer atau desktop. Karena itu pemilihan konten sangatlah penting.
Content Marketing juga sama pentingnya bagi Triari Senawirawan. Pembicara kedua yang berprofesi sebagai Senior Vice President bagian digital perbankan ini mengatakan konten adalah raja, dan pendistribusiannya adalah ratu. Kita harus bisa menghasilkan konten yang bagus terlebih dahulu.
Pemilihan konten bukan hanya pada start-up business saja, tapi bank pun demikian. Sekarang ini banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menghasilkan konten yang kreatif. Perusahaan manapun harus bisa melihat apa yang menarik bagi masyarakat. Belakangan ini misalnya, konten berbau anak-anak dan bayi pasti akan menarik perhatian.
Menurutnya, masalah konten tersebut bermanfaat atau tidak – dibagikan atau tidak – yang penting adalah konten yang bisa bertahan kapanpun dan dimanapun. Apabila konten tersebut tersebar atau tidak, ia meyakini konsep tentang multiplying impression : penyebaran secara berkala. Dan hal ini bisa terjadi jika kontennya menarik pun interaktif.
“Engage-nya dulu. Dan nanti mereka akan multiply terus-terusan,” ujarnya. Baginya bila setiap 10 persen saja dari teman facebook membagikan tautan yang kita kirim, konten tersebut akan sukses.”Yang penting adalah interaksinya.”
Di sesi terakhir, Tyas Pamungkas dan Nicky Sebastian dari Blibli.com mengutarakan tentang pemasaran mereka dan bagaimana mereka menggoreng konten Blibli.com hingga matang.
Berbeda dari KasKus yang mempunyai forum interaktif secara masif – Blibli menerapkan kanal bernama Blog Blibli Friends. Kanal ini dibuat sebagai portal berita yang menampilkan fakta-fakta menarik untuk meningkatkan transaksi di situs Blibli.com.
Kontennya pun berbeda dengan KasKus – berita yang dihadirkan merupakan pilihan dari para operator Blibli – pilihan untuk member komentar juga tidak ada. Tulisannya tergolong ringan : biasanya tentang alasan-alasan mengapa harus berbelanjan secara daring, dan sebagainya. Hal ini – menurut Tyas dan Nicky – membuat orang menjadi tertarik untuk berbelanja secara daring.
Nicky mencontohkan ibu-ibu yang merasa repot harus berbelanja di Blibli.com. Menurut Nicky, ia tidak bisa memaksa ibu tersebut membeli dengan memaparkan berita-berita seputar penjualan daring, tapi ia bisa mengajaknya dengan memaparkan alasan keuntungan membeli secara daring.
Nicky dan Tyas memaparkan bahwa sebagai marketing sudah sepatutnya tahu tentang target yang harus disasar, dan bagaimana cara pendekatannya. Blibli tidak memilih cara pendekatan konten dengan USG (user-generated content) karena gaya tersebut tidak memompa daya beli, tetapi memperkaya interaksi – dan itu bukan target mereka.
“Start by telling everybody’s needs,” ujar Nicky.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari