tirto.id - Sebuah fitur keamanan sistem operasi Windows 10 dilaporkan membuat performa browser berbasis Chromium melambat. Hal ini pertama kali ditemukan oleh pengembang browser Vivaldi, Yngve Pettersen, yang dipublikasikan melalui blog perusahaan.
Pettersen menggunakan sebuah test suite untuk menguji performa browser di Windows 10. Ia mengatakan, test suite menunjukkan bahwa performa browser berbasis Chromium menjadi lebih lambat hingga tiga kali lipat. Yngve juga sudah mencoba mengubah pengaturan sistem operasi, tetapi tidak menunjukkan perubahan.
"Kami segera memperhatikan masalah kinerja. Sebuah test suite yang sebelumnya membutuhkan waktu sekitar 100 menit untuk dijalankan, sekarang membutuhkan 300 atau bahkan 360 menit," tulis Yngve Pettersen di blog Vivaldi, dikutip Rabu (2/5/2019).
"Kami mencoba memperbaiki masalah dengan mengubah konfigurasi OS, mengganti driver, dan menyesuaikan konfigurasi mesin virtual. Tidak ada yang membantu, dan kami kembali ke contoh Windows 7 Pro yang lama," imbuhnya.
Sebagai perbandingan, Yngve juga mencoba menginstal sistem operasi Windows 7 Pro untuk menjalankan test suite yang dimilikinya. Hasilnya cukup mengejutkan, Windows 7 Pro dapat menjalankan test suite hanya dalam 20.
Masalah ini, menurut Softpedia, bersumber dari Control Flow Guard (CFG). Microsoft menyebutkan bahwa CFG adalah fitur yang secara khusus diterapkan untuk mencegah kerentanan korupsi memori. Bruce Dawson, salah seorang pengembang Chromium mengatakan bahwa mematikan fitur CFG adalah solusi saat ini.
Masalah atau bug pada CFG yang membuat performa browser berbasis Chromium melambat ini telah dilaporkan ke Microsoft dan diklaim sudah dapat diperbaiki. Patch update untuk semua pengguna Windows 10 diharapkan akan dirilis pada 14 Mei mendatang.
Editor: Ibnu Azis
