tirto.id - Film horor Jeritan Malam akan tayang di bioskop Indonesia pada 12 Desember. Reza (Herjunot Ali) bekerja di Jakarta, dan menempati sebuah rumah bersama Indra, Minto, dan Dikin. Melalui beberapa hal gaib di rumah yang mereka tempati, keempat sekawan tersebut berusaha menyelidiki rahasia kelam di sana. Hingga pada satu titik, Reza melakukan ritual terlarang, yang kemudian ia sadari adalah kesalahan terbesarnya.
Herjunot Ali mengatakan tidak terlalu suka bermain film horor, meski demikian dia menyebutkan keunggulannya dibanding dengan genre lain.
"Lebih nyaman main film drama, cuma enaknya main film horor mungkin waktu syuting enggak begitu terlalu panjang," kata Herjunot dalam peluncuran trailer "Jeritan Malam", seperti dikutip Antara News.
Film horor biasanya memang mengambil latar belakang waktu pada malam hari. Hal inilah yang disenangi oleh pemain film Antologi Rasa itu, sebab dia tidak perlu menghabiskan waktu seharian di lokasi syuting.
"Kita cuma syuting di malam hari karena cari gelapnya. Tapi ya itu, main film horor cepat sakit dan perlu stamina lebih," jelasnya.
Meski tidak suka film horor, Herjunot saat ini sudah memiliki tiga judul film horor yakni The Doll, Suzzana, dan Jeritan Malam. Menurutnya, alasan menerima tawaran tersebut lantaran memiliki jalan cerita yang menarik.
"Kita tahu 'Jeritan Malam' salah satu cerita yang peminatnya sudah banyak dan berasal dari Kaskus. Udah gitu, pemeran utama film horor jarang laki-laki. Nah itu, segede gitu muka saya sendiri," ujar Herjunot sambil menunjuk poster Jeritan Malam.
Sementara itu, Cinta Laura yang juga membintangi film ini mengaku kesulitan untuk mengubah aksen bicara dan bahasa tubuh saat syuting Jeritan Malam, sebab karakter yang dimainkan sangat berbeda dengan kepribadiannya.
Dalam film arahan sutradara Rocky Soraya, Cinta berperan sebagai Wulan, seorang gadis asal Bogor yang sangat feminim dan lembut. Sementara aslinya, Cinta adalah orang yang blak-blakan dan gaya berbicaranya kebarat-baratan.
Cinta diminta untuk mengubah gaya bicara dan bahasa tubuhnya yang cenderung berani. Dia pun berlatih berbicara bahasa Indonesia, khususnya untuk huruf "J".
"Untungnya banyak kata-kata yang aku bisa kalau dipelajari pelan-pelan. Ada kata-kata kayak "Je", "Jek", itu susah. Ngomong "J" itu susah. Bahasa Indonesia J-nya itu susah. Aku dari kecil bahasa Inggris terus jadi ada beberapa kata yang susah aku pelajarin," jelas Cinta.
"Untungnya ada kata-kata yang bisa dicari sinonimnya supaya dialognya tetap sama dan aksen aku enggak kedengeran," lanjutnya.
Bagi Cinta tantangan terberat memainkan sosok Wulan adalah berubah menjadi perempuan yang kalem, sopan dan feminim. Dia bersyukur karena mendapat pelatih akting yang selalu membantunya.
"Itu sangat sulit karena body language aku harus diubah, karena aku kan kalau ngomong kayak nantang orang, kalo ini enggak. Aku dikasih coach yang ternyata aku enggak sadar kalau body language aku ngajak berantem orang," kata Cinta.
Cinta melanjutkan, "Ini bagus buat aku karena sebagai aktris aku harus bisa mainin yang value-nya beda dengan kita sendiri dan itu nunjukin bahwa kita bisa jadi orang lain."
Editor: Agung DH