Menuju konten utama

Fakta-fakta Kerusuhan Manipur India: Penyebab & Kondisi Terkini

Fakta-fakta kerusuhan antar suku di Manipur India, berikut penyebab dan kondisi terkininya. 

Fakta-fakta Kerusuhan Manipur India: Penyebab & Kondisi Terkini
Ilustrasi Kerusuhan. foto/Istockphoto

tirto.id - Sekitar 50 lebih warga tewas di Manipur, India, setelah terjadi kerusuhan antar suku. Ratusan lainnya mengalami luka-luka dan ribuan orang mengungsi. Apa saja fakta-fakta yang terjadi akibat konflik etnis di negara tersebut?

India diguncang kerusuhan yang meluas di negara bagian Manipur, atau tepatnya distrik Churachandpur.

Al-Jazeera melaporkan, asap mengepul di sebuah rumah yang dibakar oleh komunitas Meitei, pada Rabu, 3 Mei 2023 lalu. Mereka menuntut dimasukkan ke dalam bagian dari suku yang terdaftar di Churachandpur, Manipur, India.

Sementara laporan lain menyebutkan, kerusuhan di Manipur pada hari itu pecah setelah terjadi aksi protes yang dilakukan suku Kuki dan kelompok non suku Meitei, hingga mengakibatkan kerusakan sejumlah kendaraan dan bangunan.

Minggu, 7 Mei 2023, pihak militer setempat menyebutkan sudah tidak ada kekerasan besar lagi dan jam malam telah dicabut antara pukul 07.00 dan 10.00 waktu setempat di Churachandpur, sebagai kawasan yang disebut titik utama munculnya kerusuhan.

Apa Fakta-fakta Kerusuhan di Manipur, India?

Berikut ini adalah sejumlah fakta-fakta yang terjadi akibat kerusuhan di Manipur, India tersebut:

  • 50 Lebih Warga Tewas

CNN memberitakan, kerusuhan yang telah terjadi di Manipur, India itu mengakibatkan 55 orang tewas. Sejak meletusnya peristiwa ini, sekitar 260 warga lainnya dirawat di rumah sakit setempat.

"Sebagian besar pasien datang dengan luka tembak yang parah atau dipukul di kepala dengan lathis (tongkat)," kata Dr Mang Hatzow, petugas Rumah Sakit Distrik Churachandpur.

Selain itu, kerusuhan ini juga mengakibatkan sekitar 23 ribu warga mengungsi demi menghindari konflik.

  • Warga Mengungsi di Barak-barak Militer

Dari ribuan orang yang mengungsi, sebagian besar memilih tinggal di pangkalan-pangkalan militer Manipur. Mereka juga tinggal di markas garnisun yang berada di wilayah tersebut.

  • Perintah Tembak di Tempat

Anusuiya Uikey, Gubernur negara bagian Manipur sempat memerintahkan tembak di tempat untuk menanggulangi keadaan. Perintah ini dilakukan atas situasi yang tidak terkendali, setelah upaya persuasif dan peringatan tidak dihiraukan oleh masing-masing kubu.

  • Suku yang Terlibat: Meitei, Naga, dan Kuki

Suku Meitei adalah suku yang paling dominan di wilayah tersebut dengan jumlah lebih dari 50 persen. Mereka mayoritas beragam Hindu dengan total 3,5 juta jiwa menurut sensus tahun 2011.

Adapun suku Naga dan Kuki berjumlah sekitar 40 persen dan sebagian besar beragama Kristen. Mereka berstatus "suku terdaftar" dan mempunyai hak atas kepemilikan tanah di bukit dan hutan.

Suku lain ialah Mizo, yang terdiri dari sejumlah etnis dan berbatasan langsung dengan Myanmar.

Apa Penyebab Konflik di Manipur India?

Laporan menyebutkan kerusuhan di Churachandpur dilakukan sebagian besar oleh suku Kuki. Mereka protes terhadap tuntutan suku Meite agar ditetapkan sebagai suku terdaftar.

"Suku-suku tersebut percaya bahwa pemberian status "Suku Terdaftar" kepada suku Meitei akan menjadi pelanggaran terhadap hak-hak mereka karena mereka mengklaim sebagai bagian dari populasi yang terpinggirkan, dan bukan suku Meitei," kata salah satu sumber.

Mereka menganggap, penetapan suku Meite sebagai suku terdaftar dapat membuat suku tersebut dapat memperoleh status atas tanah yang berada di perbukitan.

Bentrok antar suku di wilayah tersebut sudah terjadi sejak tahun 2015 hingga memicu ketegangan. Kekerasan ini disebut didominasi akibat masalah etnis dan agama.

"Ada ketegangan yang mengakar sejak lama antara bukit dan lembah dan terjadi bentrokan pada tahun 2015 dengan alasan yang berbeda, namun memiliki dasar yang sama," kata Arunabh Saikia, salah satu wartawan yang pernah meliput wilayah ini.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto