tirto.id - Pebisnis asal Indonesia Erick Thohir tidak lagi menjadi penguasa Inter Milan. Hal ini setelah perusahaan waralaba elektronik Cina, Suning Commerce Group Co Ltd, membeli hampir 70 persen klub sepak bola Italia tersebut dengan harga 270 juta euro.
Transaksi tersebut membuat Inter Milan menjadi perusahaan terbesar yang diambilalih sebuah perusahaan Cina.
Suning, yang sebagian dimiliki perusahaan e-Commerce Alibaba, memastikan kesepakatan itu Senin (6/6/2016) dalam jumpa pers bersama di Nanjing dengan para eksekutif Inter Milan, termasuk pemilik mayoritas saham dan presiden Inter Erick Thohir.
Suning yang akrab di telinga masyarakat Cina sebenarnya telah menguasai klub domestik bernama Jiangsu Suning yang saat ini menempati posisi tiga dalam Liga Super Cina, namun ini adalah pembelian besar pertamanya di luar negeri.
Inter yang merupakan juara Eropa ketiga kalinya pada 2010 namun menghadapi musim yang buruk pada 2015/2016, menempati urutan empat Liga Italia dan gagal masuk Liga Champions.
"Akuisisi Inter Milan adalah bagian dari strategi Suning dalam pembangunan industri olah raga," kata Zhang Jindong, ketua Suning Holdings Group yang berencana menerbitkan saham baru Inter dan membeli saham yang sekarang ada.
Menurut kantor berita Reuters, Suning akan menguasai 68,55 persen saham Inter.
Inter menyatakan Thohir akan tetap menjadi presiden dan pemegang saham minoritas tunggal Inter. Bekas presiden Inter Massimo Moratti akan menjual seluruh sahamnya yang berada di bawah 30 persen.
Suning menyatakan Thohir akan mengurangi sahamnya sampai sekitar 30 persen.
Dengan pembelian tersebut, Kepala Eksekutif Inter Milan Michael Bolingbroke berkata kepada Reuters bahwa Suning juga akan menguasai bagian besar utang Inter yang pada akhir Juni 2015 sudah mencapai 300 juta euro.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara