Menuju konten utama

Efek Pandemi Corona, Transfer Pemain 100 Juta Euro Sulit Terjadi

Pandemi Corona (COVID-19) akan membuat transfer pemain di atas 100 juta euro bagaikan kisah masa lalu.

Efek Pandemi Corona, Transfer Pemain 100 Juta Euro Sulit Terjadi
Barcelona Antoine Griezmann berjalan di lapangan selama pertandingan sepak bola La Liga Spanyol antara Barcelona dan Real Madrid di stadion Camp Nou di Barcelona, ​​Spanyol, Rabu, 18 Desember 2019. Bernat Armangue/AP

tirto.id - Marco Bellinazzo, ekonom asal Italia, menyebut pandemi virus corona (COVID-19) akan berpengaruh besar terhadap harga pemain pada bursa transfer mendatang. Kondisi finansial klub-klub elite Eropa yang tidak ideal, akan membuat sulitnya terlahir transfer dengan biaya di atas 100 juta euro.

"Orang tidak akan menghabiskan dana 100 juta euro untuk seorang [Ousmane] Dembele lagi. CIES memperkirakan nilai pemain mengalami penurunan 30 persen. Jika semua klub harus menghitung ulang keuangan mereka, akan sulit untuk belanja (sebesar itu)," beber Bellinazzo dikutip Sport pada Minggu (12/4/2020).

Studi Centre International d'Etude du Sport(CIES) yang diterbitkan pada 30 Maret 2020 lalu menunjukkan, jika tidak ada pertandingan di liga-liga Eropa hingga Juni, nilai transfer para pemain di lima liga elite Eropa bakal anjlok.

Nilai pasar pemain yang ada di klub Bundesliga Jerman, Serie A Italia, LaLiga Spanyol, Premier League Inggris, dan Ligue Perancis, bakal turun 28 persen, dari total 32,7 miliar euro menjadi hanya 23,4 miliar euro.

Di sisi lain, efek pandemi Corona sudah terlihat ketika klub-klub Eropa, bahkan yang tergolong elite, melakukan pemotongan gaji pemain selama tidak ada pemasukan dari tiket pertandingan atau hak siar.

Pada bursa transfer musim panas 2019, Barcelona membeli Antoine Griezmann dari Atletico Madrid seharga 120 juta euro. Uang tersebut kemudian digunakan oleh ATM untuk menarik Joao Felix dari Benfica dengan biaya 126 juta euro.

Ini menunjukkan tren pembelian pemain di atas 100 juta euro, yang terjadi sejak Paul Pogba diambil Manchester United pada 2016 lalu seharga 105 juta euro. Tercatat, dalam 10 besar pemain dengan transfer termahal, 9 di antaranya terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Menurut Bellinazzo, pembelian semacam itu tidak akan terjadi setelah pandemi Corona. Sebaliknya, klub-klub akan melakukan penghematan besar-besaran.

"Proses transfer Neymar ke PSG akan menjadi kenangan masa lalu. Sulit rasanya bisa melihat kesepakatan seperti itu lagi," tambahnya.

Sejak virus Corona (COVID-19) menyebar di Eropa, berbagai kompetisi dihentikan tanpa ada kepastian kapan dimulai kembali. Hal yang sama berlaku untuk kompetisi kontinental, Liga Champions dan Liga Europa. Opsi demi opsi muncul, termasuk menyelenggarakan kompetisi sampai Juli atau Agustus 2020.

Namun, permasalahan klub karena pandemi Corona tidak berhenti sampai di situ saja. Menurut Marco Belinazzo, klub-klub yang terbiasa menutup besarnya pengeluaran dengan cara menjual pemain, akan kesulitan. Dengan harga pemain yang makin rendah, pemasukan mereka bakal terbatas pula.

"Krisis ini akan menjadi masalah bagi klub seperti Juventus, yang menginvestasikan banyak dana selama beberapa tahun terakhir dan mereka biasanya memperbaiki kondisi keuangan dengan melakukan penjualan pemain," terangnya.

Di sisi lain, ada dua alternatif yang bisa digunakan klub-klub Eropa untuk bisa kompetitif musim depan, sembari tetap melakukan penghematan. Cara pertama adalah barter pemain antarklub, sedangkan cara kedua adalah memaksimalkan bakat-bakat muda yang ada di akademi masing-masing.

Baca juga artikel terkait TRANSFER PEMAIN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus