Menuju konten utama

DPP Hanura Sebut OSO & Wiranto Sedang Berkonflik

Menurut Ketua DPP Partai Hanura konflik antara OSO dan Wiranto berawal dari Partai Hanura kubu Sarifuddin Sudding menggelar Munaslub pada awal tahun 2018 lalu.

DPP Hanura Sebut OSO & Wiranto Sedang Berkonflik
Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir. FOTO/antaranews

tirto.id - Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir mengatakan terjadinya manuver politik antara Ketua Umum Oesman Sapta Odang (OSO) dan Ketua Dewan Pembina Partai Wiranto karena kedua tengah mengalami konflik di internal partai.

Diketahui OSO menyebut Wiranto lah sebagai penyebab partainya tidak lolos ambang batas parlemen.

Kemudian, Wiranto pun membalas jika dirinya menyesal telah menjadikan OSO sebagai ketua umum Partai Hanura.

"Konflik itu kan muncul ketika Pak Wiranto mencla-mencle [tidak konsisten], awalnya kan tidak," ujarnya kepada Tirto, Jumat (17/5/2019).

Permasalahan tersebut kata Inas, berawal dari Partai Hanura kubu Sarifuddin Sudding menggelar Munaslub pada awal tahun 2018 lalu.

Pada saat Munaslub itu, dihasilkan keputusan yaitu pencopotan Ketua Umum Partai Hanura periode 2015 - 2020 OSO dari posisi ketua umum dan ditunjuklah Marsekal Madya (Purn) Daryatmo sebagai Ketum baru.

Hal yang disayangkan oleh Inas, mengapa saat itu Wiranto membiarkan Munaslub Sudding untuk menggantikan OSO sebagai Ketua Umum Partai Hanura.

Sebab menurutnya, jika Wiranto membiarkan hal tersebut, maka sama saja ia membunuh Partai Hanura.

"Itu mengkhianati kesepakatan antara Pak Wiranto dengan Pak OSO, kan mereka punya kesepakatan untuk memenangkan Pileg 2019. Lah Pak Wiranto malah mencla-mencle [tidak konsisten], membiarkan ada orang yang melakukan makar di kepengurusan Pak OSO, padahal pileg tinggal sebentar lagi," kata Inas.

Menurut Inas seharusnya Wiranto dengan tegas mengatakan kepada kubu Sudding agar tidak memperbolehkan kubu Sudding mengadakan Munaslub.

Seharusnya, mereka loyal kepada OSO untuk memenangkan Pileg 2019.

"Harusnya itu yang dikatakan Pak Wiranto, bukan dia malah ikut bermain. Bisa saja saat itu Pak Wiranto meminta kader-kadernya meminta maaf pada OSO, kembali bersatu, partai ini akan solid ke bawah dan konstituen tidak akan lari," pungkasnya.

Sehingga lanjut Inas, itu merupakan strategi terburuk yang pernah dilakukan oleh Wiranto.

Akibatnya kini Partai Hanura pun menjadi pecah, mulai dari struktur, hingga di kalangan grass road.

"Sehingga saya curiga, jangan-jangan strateginya ingin menjatuhkan Pak OSO. Dibikin hancur sekalian [sama partainya]," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari