tirto.id -
Koordinator aksi Muhammad Dendi Budiman beralasan kalau mereka membatalkan kegiatan tersebut karena pemberitaan di banyak media yang tidak sesuai dengan tujuan kegiatan mereka.
"Terlalu banyak pelintiran-pelintiran yang membuat kegaduhan di media sosial, maka kami memutuskan untuk membatalkan sementara waktu kegiatan ini," ucap Dendi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/5/2018).
Dendi juga mengatakan jika telah muncul banyak kesalahpahaman terhadap aksi tersebut, seperti aksi ini dianggap terlalu tendensius serta memiliki latar belakang politik.
"Berbagai hoaks di media membuat kesan aksi solidaritas ini ditunggangi aktor politik," ujar Dendi.
Menurutnya, rencana awal aksi tersebut adalah sebagai bentuk solidaritas untuk penyerang Liverpool Mohammed Salah yang dilaksanakan di depan Kedubes Spanyol pada Kamis (31/5/2018) sore. Selain itu, mereka menuntut agar bek Real Madrid yang melanggar di final liga Champion, Sergio Ramos mendapatkan sanksi yang tegas dari UEFA dan federasi sepak bola Spanyol.
"Latar belakang aksi adalah memberikan dukungan moril pada Salah. Rangkaian kegiatan berupa buka puasa, doa bersama dan memberikan infak bertujuan untuk memberikan kesan aksi ini tidak berhubungan dengan kelompok manapun serta sarana kegiatan sosial di bulan Ramadan," jelasnya.
Informasi mengenai aksi "Indonesia Bela Salah" ini berawal dari beredarnya surat undangan melalui aplikasi WhatsApp pada Selasa (29/5/2018) malam, untuk melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Spanyol pada Kamis, 31 Mei 2018. Aksi tersebut dinamakan "Indonesia Bela Salah".
Sebagai pengundang aksi ini, Mohammad Dendi Budiman mengatakan kepada Tirto kalau aksi tersebut benar-benar akan direalisasikan. Pernyataan ini disampaikan sebelum banyaknya reaksi negatif terkait aksi ini.
"Insiden ini sangat melukai persepakbolaan, kemudian juga melukai perasaan umat Islam yang hari ini Salah di Eropa sedang menjadi ikon," ucap Dendi kepada Tirto, Selasa.
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Maya Saputri