tirto.id - Juventus dikabarkan akan menghindari agenda tur pramusim mereka ke Amerika Serikat. Hal tersebut diyakini demi melindungi sang bintang, Cristiano Ronaldo, tengah dalam pengawasan polisi Las Vegas tentang kasus pemerkosaannya kepada Kathryn Mayora yang belum rampung.
Dilansir New York Times, Bianconeri dijadwalkan mengikuti kompetisi pramusim International Champions Cup (ICC) usai musim ini berakhir. Namun, demi membuat Ronaldo merasa nyaman, Juventus dikabarkan akan memindahkan tur ke Asia bersama dua klub Liga Inggris, Tottenham Hotspurs dan Manchester United ke Singapura dan Tiongkok.
Juventus telah menyepakati perjanjian (multiyear agreement) bermain di ICC, yang mana kompetisi tersebut dikelola oleh New York-based Relevant Sports. Kendati bukan kompetisi yang serius, akan menarik jika Juventus tetap pergi ke Amerika, namun tanpa Cristiano Ronaldo.
Peraih lima kali Ballon d'Or itu diduga melakukan pemerkosaan terhadap Mayora pada Juni 2009 silam kala masih membela Manchester United di Palms Place Hotel, Las Vegas. Kali itu, Ronaldo tengah dalam proses kepindahannya ke Real Madrid.
Dalam laporan yang diterbitkan media Jerman, Speigel, Mayora disebut mendapatkan sejumlah uang tutup mulut sebesar 375.000 dollar Amerika, untuk menyelesaikan klaimnya dan bahwa dia telah menandatangani perjanjian kerahasiaan. Jumlah tersebut adalah penghasilan satu pekan Ronaldo di Real Madrid.
Sang pemain sudah berulang kali melakukan bantahan terhadap dugaan tersebut. Pemain internasional Portugal itu menyebut mereka [Mayora dan pengacaranya] hanya ingin mencari keuntungan dengan mencatut namanya.
Pengacara Ronaldo, Christian Schertz, mengecam Der Speigel dan portal berita lainnya yang kemungkinan mengulangi laporan serupa.
“Pelaporan di Spiegel terang-terangan ilegal. Itu melanggar hak pribadi klien kami Cristiano Ronaldo dengan cara yang sangat serius. Ini adalah pelaporan kecurigaan yang tidak dapat diterima di bidang privasi. Oleh karena itu sudah tidak sah untuk mereproduksi pelaporan ini. Kami telah diperintahkan untuk segera menyatakan semua klaim yang ada di bawah undang-undang pers terhadap Spiegel, khususnya kompensasi atas kerusakan moral dalam jumlah yang sesuai dengan beratnya pelanggaran, yang mungkin merupakan salah satu pelanggaran paling serius terhadap hak-hak pribadi dalam beberapa tahun terakhir,” ucap Schertz.
Akan tetapi, berbekal dokumen yang diterbitkan oleh Der Speigel dan wawancara Mayora, Departemen Kepolisian Las Vegas telah membuka kembali penyelidikan tuduhan kasus tersebut pada 1 Oktober 2018 silam.
Editor: Fitra Firdaus