tirto.id - Culture lag atau kemacetan budaya didefinisikan sebagai budaya yang butuh waktu lama untuk bisa mengejar ketertinggalan teknologi karena lag (lamban).
Definisi lain dari kemacetan budaya yaitu, fakta mengenai budaya yang membutuhkan waktu lama agar bisa menyesuaikan diri dengan teknologi.
Dikutip dari laman resmi Libraries, konsep kelambanan budaya pertama kali ditemukan oleh William F. Ogburn.
Ogburn adalah seorang sosiolog Amerika yang menulis buku dengan judul Social Change With Respect to Culture and Original Nature pada tahun 1922.
Dalam bukunya itu, Ogburn menyatakan bahwa kelambanan budaya disebabkan karena masyarakat masih memegang teguh norma-norma yang cenderung menolak perubahan dan teknologi modern.
Hal ini menciptakan masyarakat yang kesulitan untuk beradaptasi dengan kebudayaan yang ada saat ini.
Ogburn mengidentifikasikan contoh dari kelambanan budaya yang terjadi sekitar tahun 1922.
Pada waktu itu, beberapa dekade setelah perang saudara di Amerika, masyarakat mengalami kebangkitan era mesin.
Dampak dari era tersebut yaitu tingginya frekuensi kecelakaan industri yang dialami oleh masyarakat. Akan tetapi, korban-korbannya tidak menerima bantuan finansial yang layak.
Budaya material teknologi berjalan cepat, sedangkan budaya nonmaterial dari pemikiran para ahli berusaha menyesuaikan dengan keterlambatannya. Sehingga, terjadi ketidakseimbangan perkembangan di antara keduanya.
Contoh-Contoh Culture Lag dan Dampaknya
1. Teknologi medis sebagai penunjang kehidupan
Dilansir dari Though.co, saat ini teknologi media digunakan untuk menjaga agar tubuh manusia tetap berfungsi dalam jangka waktu yang panjang, setelah mereka dinyatakan meninggal.
Dampak dari kemunculan teknologi ini yaitu, adanya pertentangan antara etika tentang waktu kematian manusia dan siapa yang berhak menentukan kehidupan manusia.
2. Penelitian dan terapi sel punca
Sel punca terbukti mampu menyembuhkan sejumlah penyakit. Namun, sel tersebut berasal dari janin yang belum lahir.
Dampak dari hasil penelitian dan terapi sel punca tersebut yaitu, terjadi kasus aborsi yang ilegal di beberapa negara bagian dan federal. Hal ini juga menciptakan konflik antara kemajuan medis, hukum, dan agama.
3. Vaksin kanker
Vaksin kanker sudah ada sejak abad ke-21. Dampak dari keberadaan vaksin ini yaitu, beberapa pihak memberikannya pada usia praremaja.
Sehingga, di beberapa tempat banyak pihak yang mendorong anak-anak di bawah umur untuk melakukan aktivitas seksual.
Hal ini membuat kemajuan medis telah melampaui pertimbangan budaya dan moral masyarakat.
4. Teknologi baru di masyarakat suku Baduy
Suku Baduy adalah suku yang tinggal di Jawa Barat, Indonesia. Suku Baduy dikenal sebagai suku yang masih mempertahankan kebudayaan, adat, dan prinsipnya.
Mereka menolak untuk menggunakan teknologi sebagai budaya material baru yang berasal dari luar.
Konflik kelambanan budaya di suku Baduy berawal dari adanya pihak yang berniat menggunakan teknologi baru saat berdagang ke daerah perkotaan.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno