tirto.id - Declan Rice, gelandang West Ham United, baru genap berusia 20 tahun pada 14 Januari 2019. Namun, pada November 2018, ia mengaku harus mengambil keputusan paling sulit di sepanjang hidupnya. Keputusan itu sangat menentukan masa depannya: memilih timnas Inggris atau timnas Irlandia.
Rice lahir di Kingston, Inggris, tapi darah Irlandia juga mengalir di dalam tubuhnya. Darah Irlandia itu berasal dari kakeknya yang lahir Cork, Irlandia. Lantas, meskipun tumbuh dan berkembang di Inggris, saat timnas Irlandia membutuhkan jasanya, ia justru memilih bermain untuk timnas Irlandia--dari timnas Irlandia U-16, U-17, U-19, U-21, hingga timnas senior Irlandia dalam laga nonkompetitif.
Semula, keputusan Rice untuk memperkuat Irlandia itu tampak baik-baik saja. Namun, pemain yang pernah dilepas Chelsea itu ternyata mempunyai bakat yang tak biasa.
Ronan McGreevy, penulis Irish Times, menyebut "Rice adalah pemain paling menjanjikan yang muncul dari timnas kelompok umur Irlandia dalam satu dekade terakhir." Ia atletis juga pintar. Meskipun masih berusia 19 tahun, ia dapat bermain sebagai bek tengah maupun sebagai gelandang bertahan.
Gareth Southgate, pelatih timnas Inggris, pun kepincut dengan kemampuan Rice. Karena Rice belum pernah memperkuat timnas senior Irlandia dalam laga kompetitif seperti kualifikasi Piala Dunia atau Piala Eropa, Rice jelas masih bisa memperkuat timnas Inggris. Southgate lalu membujuknya, dan saat itulah keputusan tak mudah itu menghampiri pemain andalan West Ham tersebut.
"Tak perlu diragukan lagi bahwa ini adalah keputusan yang sangat sulit," kata Rice pada November 2018 lalu. "Aku perlu membuat keputusan yang tepat, apa yang terbaik untukku juga untuk keluargaku. Umurku baru 19 tahun, aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan berada di dalam posisi untuk mengambil sebuah sesulit ini."
Dan, setelah membutuhkan waktu sekitar empat bulan berpikir, pada 13 Februari 2019, Rice lantas mengambil keputusan: Ia akan menanggalkan baju timnas Irlandia dan menggantinya dengan seragam Tiga Singa.
Kapten Masa Depan Inggris?
Setelah Rice memutuskan memilih bermain untuk timnas Inggris, Tony Cascarino, penulis The Times, memberikan pujian setinggi langit: Rice adalah kapten masa depan Inggris.
"Langit adalah batas untuk Declan [Rice]. Ia adalah anak baru berusia 20 tahun bulan lalu tapi merupakan pemain reguler di West Ham dan telah menjadi gelandang bertahan yang luar biasa di Premier League pada musim ini. Dia bermain jauh melampaui usianya dan aku tidak akan terkejut jika dia akan menjadi pemain reguler timnas Inggris pada Euro 2020. Aku pikir ia bisa bermain 40-50 kali untuk timnas Inggris," tulis Cascarino.
Cascarino tentu punya alasan mengapa ia bisa berkata seperti itu. Sebagai seorang gelandang bertahan, Rice mampu mengingatkan akan para gelandang bertahan Inggris nan legendaris: agresif, jago tekel, hingga tak takut duel berdarah-darah. Namun, ia juga jauh dari kesan kuno: Rice pintar membaca permainan juga sangat tenang saat menguasai bola.
Meski begitu, melabeli Rice sebagai kapten masa depan Inggris jelas berlebihan. Itu adalah narasi lama yang justru memberatkan, tetapi orang-orang Inggris memang senang bertingkah seperti itu. Akibatnya: sang pemain sering gagal total sebelum ban kapten Inggris benar-benar melingkar di lengan mereka.
Apa yang terjadi pada Jack Wilshere bisa menjadi contoh. Pada 2013 lalu, mantan pemain Arsenal itu sudah tampil tujuh kali membela timnas Inggris saat usianya baru mencapai 21 tahun. Melihat penampilannya yang moncer, Roy Hodgson, pelatih Inggris saat itu, dan Steven Gerrard, kapten timnas Inggris saat itu, tak ragu menyebutnya sebagai kapten masa depan Inggris.
"Ketika Wilshere mencapai usia saya, dia tentu akan berada di posisi saya dan ban kapten akan melingkar di lengannya dan [kita] akan membicarakan penampilan ke-100. Dia memang sebagus itu," kata Steven Gerrard.
Sayangnya, penilaian Gerrard dan Hodgson menyoal Wilshere meleset. Wishere tak pernah menjadi kapten Inggris bahkan kariernya merosot tajam. Selepas bermain untuk Arsenal, ia hanya bermain untuk Bournemouth, lalu bermain untuk West Ham United. Di West Ham, ia pun baru bermain sebanyak 5 kali pada musim ini.
Declan Rice tentu tidak ingin bernasib seperti seniornya itu, terlebih ia belum sekali pun tampil untuk timnas Inggris. Namun, dalam sepakbola, Rice harus sadar bahwa Inggris adalah jagonya membikin harapan setinggi langit. Maka, pesan Mick McCarthy, pelatih Irlandia, tak boleh ia lupakan.
"Declan [Rice] sudah menghubungiku hari ini dan dia memutuskan untuk mencoba peruntungan bersama timnas Inggris," kata McCarthy. "Semoga ia beruntung."
Editor: Mufti Sholih