Menuju konten utama

Debat Pilpres 2014 Untungkan Prabowo, Akankah Sejarah Terulang?

Setelah debat Pilpres 2014, kenaikan elektabilitas Prabowo lebih tinggi ketimbang Jokowi. Itu bisa saja terulang tahun ini, tapi bisa juga tidak.

Calon Presiden Joko Widodo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan usai pengundian nomor urut Pemilu Presiden 2019 di Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan calon Presiden dan Wapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapatkan nomor urut 01, dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut 02. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/18

tirto.id - Pada Pilpres 2014 lalu, elektabilitas Jokowi-JK selalu lebih tinggi dari Prabowo-Hatta. Namun setelah debat, Prabowo-Hatta setidaknya memberikan perlawanan. Mereka membuka kemungkinan untuk mengejar pesaingnya.

Survei dari Indikator Politik Indonesia (PDF) menyebut kenaikan elektabilitas Prabowo-Hatta lebih tinggi setelah pelaksanaan debat kedua, meski totalnya tetap lebih besar Jokowi-JK.

Indikator mencatat Jokowi-JK memperoleh 47,6 persen elektabilitas sebelum debat, dan naik jadi 51,4 persen setelah debat kedua yang diselenggarakan pada 15 Juni 2014 atau naik 3,8 persen. Sementara Prabowo Hatta naik 4,7 persen, dari 36,2 persen sebelum debat jadi 40,9 persen setelah debat.

Lantas, akankah pola ini terulang pada debat pertama yang diselenggarakan nanti malam?

Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Usman Kamsong, menyatakan hasil survei setelah debat, jika ada, tidak akan sama. Usman percaya kenaikan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf akan lebih tinggi dari lawannya.

Usman yakin karena saat ini posisi Jokowi adalah petahana. Keuntungan makin bertambah karena Prabowo sudah beberapa kali gagal sebagai calon presiden dan belum pernah terbukti program kerjanya.

“Kami yakin bila debat ada efek elektoralnya. Itu akan lebih besar kepada pak Jokowi-Ma’ruf,” ujar Usman kepada reporter Tirto, Rabu (16/1/2019).

“Kalau dulu itu semua kan penantang, tidak ada yang petahana. Posisinya agak berbeda. Jadi kalau debat kali ini, kami yakin akan mendapatkan tambahan elektabilitas karena telah melakukan banyak hal. Di dalam debat itu kami akan menyampaikan capaian-capaian,” tegas Usman lagi.

Dari capaian-capaian tersebut, Usman yakin undecided voter akan memantapkan pilihannya kepada Jokowi.

Saat ini tingkat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tak bertambah secara signifikan, yakni sekitar 53 persen. Beberapa lembaga survei masih mencatat banyak pemilih yang belum mantap terhadap pilihannya. Tingkat golput menurut Indikator bahkan semakin bertambah, yakni 1,1 persen. Meski hasilnya tak begitu menyenangkan, Usman tetap santai selama elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tetap berada di atas Prabowo-Sandi.

Ma’ruf Tak Bisa Gantikan JK

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, percaya hasil survei 2014 terulang karena saat ini Jokowi didampingi tokoh yang tak begitu signifikan menarik perhatian pemilih.

Infografik CI Jadwal debat Capres cawapres 2019

Infografik CI Jadwal debat Capres cawapres 2019

Kondisi ini beda dengan tahun 2014. Bagi Ferdinand, ketika itu Jokowi sangat terbantu oleh Jusuf Kalla yang menurutnya pandai bicara—hal yang tak terlihat pada diri Ma’ruf. Ferdinand juga merasa Ma’ruf tak paham isu yang akan didebatkan.

“Sedikit banyak akan ada pengaruh,” kata Ferdinand kepada reporter Tirto. “Pak Ma’ruf tidak menguasai masalah ketatanegaraan, tidak menguasai masalah penegakan hukum, dan lain-lain.”

Bukan cuma percaya kenaikan elektabilitas akan lebih tinggi, Ferdinand bahkan optimistis tingkat elektabilitas Prabowo-Sandiaga itu sendiri akan melampaui lawannya.

“Kami berharap setelah debat pertama ini akan semakin mendekati elektabilitas pak Jokowi, dan debat kedua nanti sudah melampaui elektabilitas mereka. Jadi target kami seperti itu,” pungkas Ferdinand.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Rio Apinino
-->