tirto.id - Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memaparkan programnya terkait dengan topik “Kesejahteraan” dengan menyinggung data PDRB dan APBD Jawa Timur.
Dia mencatat nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur mencapai Rp1800 triliun. Sementara total nilai APBD Jatim, menurut Khofifah adalah Rp29,8 Triliun.
“Artinya hanya 3,5 persen dari PDRB yang akan dikelola Pemprov Jatim [di APBD]. Kita ingin bagi kue itu supaya rakyat sejahtera,” kata Khofifah dalam Debat Publik Pilgub Jatim tahap pertama, pada Selasa malam (10/4/2018).
Debat publik ini mempertemukan 2 pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno.
Debat ini digelar di Gedung Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur mulai pukul 19.30 WIB hingga pukul 21.30 WIB. Tema debat publik kali ini adalah "Kesejahteraan Rakyat". Debat ini juga disiarkan langsung oleh sejumlah stasiun televisi swasta nasional.
Sebelum memaparkan pendapatnya tentang data PDRB dan APBD Jatim itu, Khofifah sempat mengutip kaidah ushul fikih yang kerap diungkapkan oleh Gus Dur.
Usai mengucapkannya kaidah itu di bahasa arab, Khofifah mengartikannya, “Pemimpin yang baik adalah yang saat membelanjakan harta negara digunakan untuk kemaslahatan rakyat yang dipimpin.”
Penjelasan Khofifah itu diawali kalimat retoris mengenai visi programnya dalam menyejahterakan rakyat Jawa Timur.
“Napas membangun jatim adalah napas membangun pengembangan budaya dan peradaban bangsa, rakyat Jatim adalah penerus kejayaan nusantara, jantung republik,” kata Khofifah.
Dia kemudian menyatakan, Jawa Timur memerlukan pemimpin, pemerintahan dan rakyat yang kuat.
“Rakyat tidak akan kuat kalau miskin, rakyat tidak akan kuat kalau bodoh, rakyat tidak akan kuat kalau sakit-sakitan,” ujar dia.
Debat publik ini melibatkan 4 panelis. Mereka ialah Nunuk Nuswardani, Guru Besar Universitas Trunojoyo Madura, Abdul Chalik, Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel, Fauzan, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang dan Luthfi J. Kurniawan, aktivis Jaringan Antikorupsi Jawa Timur.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom