tirto.id - Minggu ini, tepatnya tanggal 31 Januari 2019, ada tiga film Indonesia yang akan menemani anda menikmati akhir pekan.
Salah satunya adalah film horor terbaru garapan sutradara Rizal Mantovani, dan juga film adaptasi grup musik jadul Indonesia. Berikut daftar film beserta sinopsisnya:
Terlalu Tampan
Terlalu tampan bercerita tentang seorang pria yang memiliki paras luar biasa tampannya. Pria itu bernama Witing Tresno Jalaran Soko Kulino alias Mas Kulin (Ari Irham).
Tampan itu bagus, tapi terlalu tampan bisa membahayakan, begitulah kira-kira yang dirasakan Mas Kulin.
Dia menghindari sekolah selama belasan tahun dan berada hampir 100 persen di rumah agar hidupnya tenang.
Mas Kulin biasa saja, tapi ayahnya, Pak Archewe (Marcelino Lefrandt), ibunya, Bu Suk (Iis Dahlia), dan kakaknya, Mas Okis (Tarra Budiman) yang khawatir.
Strategi dibuat agar Mas Kulin mau sekolah. Strategi itu berhasil. Mas Kulin belajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) khusus pria, SMA Horridson.
Ketampanan Mas Kulin akhirnya terungkap di publik. Sebagai pengibaratan, ketampanannya bisa tercium sampai beberapa meter, bahkan terkena keringatnya juga bisa ketularan tampan.
Luar biasa sekali bukan? Anda ingin kecipratan keringat Mas Kulin juga?
Sekolah menjadi gempar akan ketampanannya, mulai dari guru-guru wanita pingsan, hingga menjadi incaran siswi-siswi di SMA BBM (sekolah khusus wanita) yang tergila-gila akan ketampanannya—termasuk seorang gadis terlalu cantik yang menjadi primadona di sekolah tersebut, Amanda (Nikita Willy).
Ada kesialan ada juga keberuntungan. Di tengah orang-orang yang hanya melihat Mas Kulin dari fisik, dia mendapatkan sahabat yang tulus yaitu Kibo (Calvin Jeremy) dan Rere (Rachel Amanda).
Persahabatan tersebut setidaknya memberikan harapan kepada Mas Kulin untuk bisa menyelesaikan SMA dengan normal seperti siswa pada umumnya.
Film yang diadaptasi dari Line Webtoon ini disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie serta ditulis Sabrina Rochelle dan Nurita Anandia.
Terlalu tampan berada di bawah rumah produksi Visinema Pictures bekerja sama dengan Kaskus Networks.
Sejak trailer diunggah di akun youtube official Visinema Pictures, video tersbeut sudah tayang lebih dari lima juta kali. Film ini akan tayang pada 31 Januari 2019 di bioskop seluruh Indonesia.
Tembang Lingsir
Mala (Marsha Aruan) sangat akrab dengan Tembang Lingsir, tembang yang sering didengarkan dan diajarkan oleh ibunya sejak kecil.
Menginjak umur ke 17 tahun, rumah Mala terbakar secara misterius dan menewaskan ibunya. Akibat kejadian tersebut, Mala juga kehilangan suaranya akibat luka bakar di daerah leher.
Setelah ibunya meninggal dan tidak punya siapa-siapa lagi, Mala tinggal di rumah pamannya, Om Gatot (Teuku Rifnu Wikana), dan istrinya, Tante Gladys (Meisya Siregar) bersama dua anak mereka, Daisy (Aisyah Aqilah) dan adiknya, Ronald.
Kedatangan Mala tidak disambut baik oleh Daisy, yang sebenarnya teman kecil Mala. Hal tersebut lantaran beda lingkungan yang cukup jauh, Daisy orang kota yang mengikuti tren, sementara Mala anak desa.
Untungnya Ronald yang memang tidak akrab dengan kakanya menerima baik kedatangan Mala.
Sejak kedatangan Mala di rumah pamannya, kejadian aneh sering terjadi. Mulai dari penampakan sampai suara-suara aneh, termasuk suara Tembang Lingsir.
Tentu hal yang paling mudah adalah menyalahkan Mala sebagai biang kerok munculnya hal-hal aneh, terutama oleh Mbok Rahma (Ida Zein), pengurus keperluan dalam rumah tersebut.
Mala merasa ada hal aneh dengan rumah itu. Konflik tambah rumit saat Mala mengetahui bahwa dia punya saudara kembar fraternal (kembar tidak identik) yang tidak pernah dia kenal sebelumnya.
Om Gatot sepertinya mempunyai rahasia besar atas kejadian-kejadian aneh yang terjadi di rumah. Ada satu perkara lagi, di situasi gangguan makhluk ghaib yang semakin liar, ada kemungkinan situasi bisa kembali tenang dengan kemampuan Mala untuk bernyanyi tembang Lingsir.
Sebelum ibunya meninggal, Mala pernah diberitahu bahwa tembang Lingsir adalah kidung yang diciptakan untuk menghadapi situasi yang mengerikan atau angker dalam hidup kita. Tapi bukannya Mala sudah tidak bisa berbicara sejak kebakaran itu?
Tembang Lingsir hadir dari kerjasama Dee company dan Blue Water Films. Rizal Mantovani bertindak sebagai sutradara.
Sejak trailer diunggah di akun youtube official MD Pictures, video tersebut sudah tayang lebih dari 2.800.000 kali. Dijadwalkan bahwa film ini akan rilis pada 31 Januari 2019 di bioskop-bioskop Indonesia.
PSP Gaya Mahasiswa
Film PSP: Gaya Mahasiswa mengisahkan para personel Orkes Melayu Pancaran Sinar Petromaks yang beranggotakan Monos (Imam Darto), Ade Anwar (Abdur Arsyad), Omen (Adjis Doa Ibu), Rizali Indrakesumah (Boris Bokir), Dindin (Uus), Aditya (Wira Negara), Andra Ramadhan Muluk (David Schaap), dan James R. Lapian (Dhimas Danang).
Mereka adalah sekempulan mahasiswa yang seru, gokil, suka buat onar tapi jago dan asyik dalam bermusik.
Layaknya kelompok remaja dengan tujuan yang sama, mereka kompak dalam segala urusan, tapi tidak untuk urusan percintaan.
Rojali, Monos dan Ade taruhan hanya untuk mendapatkan cinta Fatima, Ibu Kos yang cantik dan seksi.
Berbeda lagi dengan Dindin, Andra dan Adit. Mereka tiga orang dalam grup yang sering jadi sumber masalah.
Sanksinya tidak main-main, gara-gara ulang mereka bertiga, satu grup terkena sanksi Drop Out (DO). Dalam masa hukuman tersebut, terjadi kasus pembegalan di kampus.
Kasus pembegalan berkembang menjadi Haoks, yang melibatkan teman kuliah mereka. Omen dan James pun tergerak untuk menyelidiki kasus tersebut, tentunya dengan dibantu teman-teman PSP.
Film ini merupakan adaptasi dari grup musik di era 80-90an dengan nama yang sama. Kejayaan mereka berada di era yang sama dengan grup Warkop.
Adanya film PSP: Gaya Mahasiswa ini memperbanyak film adaptasi grup atau tokoh masa lalu, di antaranya Benyamin Sueb, Warkop DKI, Ateng dan lainnya.
Film karya sutradara dan penulis Hilman Mutasi ini berada di bawah rumah produksi Max Pictures. Sejak trailer diunggah pada 13 Desember 2019, video tersebut sudah tayang lebih dari 300.000 kali.
Film ini bisa anda tonton di bioskop seluruh Indonesia pada 31 Januari 2019.
Editor: Yandri Daniel Damaledo