tirto.id - Carlo Ancelotti resmi menjadi pelatih baru Real Madrid menggantikan Zinedine Zidane. Kisah manis Don Carlo membawa Los Blancos meraih La Decima pada 2013/2014 jadi alasan kembalinya dia ke kubu Santiago Bernabeu. Lalu, bagaimana dengan proyek yang dibangun Ancelotti di Everton dan nasib James Rodriguez?
"Real Madrid C. F. mengumumkan Carlo Ancelotti akan menjadi pelatih tim utama klub ini dalam [kontrak] 3 musim berikutnya," keterangan di laman resmi Real Madrid pada Rabu (2/6/2021).
Carlo Ancelotti sebenarnya bukanlah satu-satunya kandidat pelatih baru Real Madrid. Ada beberapa nama yang dihubungkan dengan Los Blancos sejak mundurnya Zinedine Zidane dari kursi juru taktik. Mereka adalah Massimiliano Allegri (kini Juventus), Mauricio Pochettino (PSG), hingga Antonio Conte.
Ancelotti sendiri dalam 1,5 musim terakhir bergabung dengan Everton. Di Liga Inggris 2020/2021, Don Carlo membawa The Toffees finis di peringkat 10 dari 20 peserta. Sejak 21 Desember 2019, sang juru taktik Italia total memimpin Everton dalam 67 laga, dengan 31 kemenangan, 12 seri, dan 22 kalah (persentase kemenangan 46,27 persen).
Dalam ucapan perpisahannya dengan Everton, Ancelotti mengaku tidak kuasa menolak permintaan Real Madrid. Ini bakal jadi tantangan baru untuk Don Carlo yang pernah menangani Los Blancos sejak Juni 2013 hingga 25 Mei 2015.
"Meski menikmati kala berada di Everton, saya disodori kesempatan tidak terduga yang saya yakini tepat untuk saya dan keluarga. Saya memutuskan pergi karena ada tantangan baru dengan tim yang selalu ada di hati ini, Real Madrid," terang Ancelotti.
Dalam kesempatan pertamanya bersama Real Madrid, Carlo Ancelotti memimpin Los Blancos dalam 119 pertandingan. Hasilnya, kubu Santiago Bernabeu menang 89 kali, seri 14 kali, dan kalah 16 kali.
Persentase kemenangan Madrid mencapai 74,79 persen, atau menjadi tim dengan persentase kemenangan tertinggi kala dilatih Don Carlo di atas Bayern Munchen (70 persen), PSG (63,64 persen), atau Chelsea (61,47 persen).
Yang paling mencolok adalah rekor 322 gol yang dibukukan Real Madrid di era Ancelotti. Selain itu, bersama sang juru taktik Italialah akhirnya Los Blancos memuaskan dahaga gelar juara Liga Champions yang sudah ditunggu selama 12 tahun sejak 2002.
Gelar La Decima, alias gelar Liga Champions ke-10 Real Madrid, didapatkan pada musim 2013/2014 dengan cara menundukkan kuda hitam Atletico Madrid 4-1 lewat babak perpanjangan waktu. Pada musim tersebut, secara keseluruhan, Madrid di bawah Ancelotti mencetak 160 gol dalam 60 penampilan di semua kompetisi.
Pada era Ancelotti pula Real Madrid membuat rekor istimewa 22 kemenangan beruntun di semua kompetisi, sejak mengalahkan Basel 5-1 pada 16 September 2014 hingga menekuk San Lorenzo di final Piala Dunia antarKlub pada 20 Desember 2014.
Tantangan bagi Carlo Ancelotti saat ini adalah kondisi skuad Real Madrid. Para bintang yang pernah diasuhnya pada era pertama sudah semakin menua, mulai dari Luka Modric, Toni Kroos, hingga Karim Benzema. Selain itu belum ada kepastian soal nasib kapten Sergio Ramos.
Di sisi lain, penggawa muda Real Madrid belum sepenuhnya dapat diharapkan. Eder Militao (23 tahun), Vinicius Junior, Rodrygo (20 tahun), sudah masuk tim inti, tetapi fakta bahwa Los Blancos hanya juara Liga Spanyol sekali dalam 4 musim menunjukkan tim ini belum kompetitif untuk pertarungan jangka panjang.
Pembelian David Alaba (28 tahun) menambah bintang yang sudah masuk lebih dahulu macam Raphael Varane (28 tahun), Thibaut Courtois (29 tahun), Eden Hazard (30 tahun), Casemiro (29 tahun), hingga Fede Valverde (22 tahun).
Peremajaan skuad di satu sisi, sembari tetap menghasilkan gelar di sisi lain, adalah pekerjaan rumah Carlo Ancelotti dalam kesempatan keduanya di Real Madrid.
Pada percobaan perdana, Don Carlo mampu meraih 4 trofi dalam 2 musim, yaitu Copa del Rey 2014, UCL 2014, Piala Super UEFA 2014, dan Piala Dunia antarKlub 2014.
Tantangan lain bagi Ancelotti adalah memastikan skuadnya dalam kondisi bugar sepanjang musim.
Dalam 2 musim terakhir, menurut data MARCA, total terdapat 114 cedera pemain Real Madrid yang 33 lebih banyak daripada sang juara LaLiga, Atletico Madrid, dan 23 lebih banyak dari pemenang Copa del Rey, Barcelona. Pelatih fisik Gregory Dupont dituding sebagai salah satu penyebab banyaknya cedera ini.
Kembalinya Ancelotti membuka pintu Antonio Pintus, mantan pelatih fisik Real Madrid, untuk pulang pula. Pada musim penuh terakhirnya bersama Los Blancos, pada 2018/2019, Madrid tercatat hanya mengalami 36 cedera. Selain itu, Pintus juga sosok yang mempersiapkan fisik kubu Santiago Bernabeu kala berhasil juara UCL dan Liga Spanyol pada 2016/2017.
Data, Fakta, Statistik, & Rekor Carlo Ancelotti
Berikut ini persentase kemenangan Carlo Ancelotti di tim-tim yang dilatihnya.
Tim Yang Dilatih | Persentase Menang | Gelar |
Reggiana | 37,78 | - |
Parma | 48,28 | - |
Juventus | 55,26 | Piala Intertoto 1999 |
Milan | 56,67 | CoppaItalia 2003, Serie A 2004, SupercoppaItaliana 2004, UCL 2003 dan 2007, Piala Super UEFA 2007, Piala Dunia antarKlub 2007 |
Chelsea | 61,47 | EPL 2010, FA Cup 2010, Community Shield 2010 |
PSG | 63,64 | Ligue 1 2013 |
Real Madrid | 74,79 | UCL 2014, Copa del Rey 2014, Piala Super UEFA 2014, Piala Dunia antarKlub 2014 |
Bayern Munchen | 70,00 | Bundesliga 2017, DFL Supercup 2016 dan 2017 |
Napoli | 52,05 | - |
Everton | 46,27 | - |
Real Madrid | — | - |
Editor: Iswara N Raditya