tirto.id - Unjuk rasa buruh di seluruh wilayah Prancis dimungkinkan akan membuat panitia sekaligus penyelenggara Euro 2016 kelabakan. Para demonstran yang akan turun ke jalan diperkirakan berjumlah hingga puluhan ribu. Mereka adalah para pekerja penyulingan minyak, kereta api, dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Phillipe Martinez, ketua serikat pekerja terbesar di Prancis, CGT, memberikan pernyataannya sebagai tanggapan atas pertanyaan apakah pihaknya memiliki niat untuk mengacaukan perhelatan Piala Eropa 2016 pada bulan Juni-Juli mendatang. Phillipe menjawab, “Pemerintah memiliki waktu untuk berkata 'mari kita hentikan waktu' dan segalanya akan baik-baik saja.”
CGT terus meningkatkan tekanan kepada pemerintah untuk mengabaikan reformasi hukum buruh yang kontroversial. Selama beberapa pekan terakhir, kurang lebih 1.300 orang telah ditahan, dan sekitar 350 polisi serta demonstran dilaporkan terluka ketika unjuk rasa di jalanan kota berubah menjadi arena kekerasan.
Jean-CLaude Maily selaku pemimpin serikat buruh yang lebih kecil ketimbang CGT, Pasukan Pekerja, juga berniat untuk melibatkan rekan-rekannya dalam unjuk rasa tingkat nasional itu. Maily mengeluarkan pernyataan yang intinya meminta Perdana Menteri Prancis menarik kembali kebijakannya. “Dalam arti sepak bola, ini saatnya Perdana Menteri menarik kembali kartu merah,” ungkapnya. (ANT)
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Iswara N Raditya