tirto.id - Gim online telah memiliki siklus ekonominya sendiri, bukan hanya antara produsen gim dan konsumennya, tapi juga antarkonsumen yang beradaptasi menjadi pedagang dan pembeli yang saling membutuhkan di dunia virtual.
Tak terkecuali gim Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) yang dirilis pada 11 Juli 2016 dan kini sedang naik daun. Sebagian pemain gim online besutan Moonton, perusahaan pengembang gim asal Kuala Lumpur, Malaysia itu tak lagi sekadar bermain, tetapi menganggapnya sebagai wadah untuk memperkaya diri.
MLBB merupakan gim bertipe MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), di mana masing-masing pemain mengendalikan satu karakter dalam sebuah tim untuk menghancurkan markas (altar) lawan yang juga terdiri dari tim berisi lima pemain. Ada 15 tingkat (level) karakter. Semakin tinggi tingkatnya, kemampuan karakter akan semakin meningkat. Dalam arena pertempuran terdapat Menara (Turrent) yang harus dihancurkan. Menara-menara tersebut berlokasi di jalur (lane) atas, tengah, dan bawah yang fungsinya menghalang karakter lawan untuk memasuki teritori tim. Selain itu, ada juga pasukan (minion) yang bergerak menuju ke markas lawan untuk menghancurkan menara musuh.
Gim ini juga dinilai ramah pengguna karena dapat dimainkan dalam kondisi apapun melalui telepon pintar. Alasan lainnya, MLBB bisa diunduh gratis serta tidak memerlukan telepon pintar berspesifikasi tinggi. Belakangan, Youtubers pegiat gim di Indonesia mulai mengolah MLBB dalam konten-konten video mereka.
Celah Berbuah Bisnis
MLBB sebetulnya bukan gim online pertama yang mempraktikkan jual-beli antarpemain. Sebut saja Dragon Nest, Ragnarok Online, Dota 2 atau gim-gim PC lainnya yang para pemainnya sudah sudah lebih dulu mempraktikkan transaksi ekonomi. Namun MLBB adalah kasus yang unik, karena jual-beli berlangsung dalam perangkat yang lebih ringan spesifikasinya: telepon pintar.
Adaptasi perilaku pemain gim PC tradisional ke telepon pintar tersebut peluang ini dimanfaatkan oleh Mars van Leunheuwk, seorang desainer website sekaligus pemilik jokimars.com yang membuka jasa joki gim online, pembuatan website, jasa penambah follower akun sosial media, dan jasa premium aplikasi Spotify. Untuk gim MLBB, Mars memulai bisnisnya dengan jual beli item “Top-up Diamond & Gift Skin” dengan jumlah pelanggan 1-2 orang perharinya.
Karakter gim MLBB bisa berganti kostum (skin). Untuk mengganti kostum dibutuhkan diamond, yang bisa dibeli dengan uang. Pemain satu juga bisa mendapat kostum dari pemain lainnya (gift skin), melalui transaksi di luar gim MLBB.
Karena peminat yang cukup banyak, para pemain kerap meminta jasa pihak lain guna meningkatkan peringkat tanpa harus bersusah payah melawan tim musuh yang sulit dikalahkan. Salah satunya lewat jasa joki rangking, yang akan memainkan akun orang lain hingga mencapai tier (peringkat) tertinggi, sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli jasa.
Tarif jasa tersebut bervariasi sesuai urutan tier yang tersedia mulai dari Warrior, Elite, Master, Grand Master, Epic, Legend, hingga Mythic. Semakin tinggi tier yang diinginkan pembeli, kian besar pula tarif yang ditawarkan.
Menurut Mars, harga yang ditawarkan joki ranking bervariasi mulai dari Rp100.000-Rp500.000 sekali main. Keuntungan bersih yang diperoleh Mars dari jasa joki rangking sendiri berkisar antara Rp10 juta hingga Rp30 juta per bulan. Ia bahkan pernah mengantongi lima puluh juta rupiah—penghasilan terbesar yang pernah ia dapat.
Mars didukung oleh tim yang terdiri dari 84 orang. Syarat menjadi anggota tim adalah kecepatan menyelesaikan suatu proyek joki rangking. Anggota tim akan diberhentikan jika gagal dalam memenuhi persyaratan tersebut.
Mars cukup optimistis jika bisnis jual jasa dalam gim MLBB dapat bertahan hingga 2-5 tahun ke depan. Ia mengklaim sudah punya persiapan khusus apabila penjualan jasa gim MLBB tidak diminati lagi. Caranya, membikin bisnis yang menyediakan jasa untuk berbagai macam gim online.
“Saya tidak terlalu mengandalkan satu gim. Tetapi jika gim MLBB tidak diminati lagi, saya pastinya akan merasakan penurunan pemasukan yg cukup besar. Untuk mengantisipasinya, dalam beberapa waktu ke depan saya akan melebarkan usaha saya ke gim lainnya,” ujar Mars Van Leunheuwk kepada Tirto.
Strategi bisnis yang sama juga dilakukan Fikili Fadly, mahasiswa jurusan Sistem Informasi semester delapan yang memperoleh penghasilan dua juta rupiah per bulan. Bisnis joki yang dinamakan Fadly WRJD.Boosting inikini mempunyai 9 orang pekerja yang juga menjadi teman sepermainan di lingkungan sekitar rumahnya. Fadly menawarkan harga dari Rp48.000-Rp300.000 per permainan. Ia bahkan punya pelanggan tetap.
Dengan memaparkan prestasi yang sudah diraih dalam gim MLBB, Fadly berusaha meyakinkan pelanggan. “Saya pernah punya catatan masuk top global 10 player. Dari catatan itu saya capture terus dipajang di thread Kaskus. Lalu, saya juga kasih tahu peringkat yang saya sudah raih saat itu, yaitu tierlegend dengan perolehan 160 bintang. Itu 'kan dulu lumayan tinggi. Saya rasa hal itu cukup menjual,” ujarnya.
Namun, bisnis ini kerap kali mendatangkan para penipu. Sebagaimana yang diakui Fadly, sejumlah pelanggan kerap meminta jasa joki gratis dengan modus penipuan tanpa memberikan transfer bukti pembayaran. Pelaku mengirimkan akun untuk dimainkan Fadly selaku joki dan mengaku sudah mengirimkan uang—kendati uang tersebut tak pernah sampai.
Seorang joki, tutur Fadly harus punya kecakapan. Ia harus "mencuri" siasat para pemain yang berkualitas. Namun, Fadly juga sering dikecam sesama pemain karena menjual jasa joki. Joki, demikian menurut teman-teman Fadly, menurunkan kualitas bermain sang pengguna akun asli. Misalnya, pemain yang seharusnya bermain pada tingkat Epic justru bermain pada level Legend. Akibatnya, gaya permainan yang buruk dari pengguna akun asli akan membebani timnya sehingga kalah.
Sebagaimana dilansir Detik, Overseas Operations Manager Moonton, Fendy Tan menyatakan bahwa jasa joki tidak sah karena “mengganggu keseimbangan” dalam gim, persis seperti yang dibilang teman-teman sepermainan Fadly. Namun, Fendy juga menambahkan bahwa sulit memeriksa apakah seorang pemain joki atau bukan, karena mustahil memastikan satu akun dimainkan oleh satu orang saja.
Pemain Profesional
Tirto mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi tim EVOS ESPORTS yang berkantor di Cilandak, Jakarta Selatan untuk melihat wajah industri resmi dalam bisnis olahraga elektronik (e-sport). Istilah e-sport merujuk pada kompetisi video gim. Di Indonesia, e-sport telah memiliki wadah bernama IeSPA (Indonesia E-Sports Association) yang telah mendapat pengakuan dari FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) di bawah Kementerian Pemuda pada 24 Juni 2014.
EVOS ESPORT merupakan tim profesional dibidang e-sport di Indonesia yang dibentuk pada Agustus 2016. General Manager EVOS ESPORT Aldean Tegar Gemilang mengungkapkan bahwa pada mulanya bisnis ini bernama Zero Latitude, sebuah tim profesional yang mengurus gim online Dota. Setelah diakuisisi oleh investor asing, namanya berubah menjadi menjadi EVOS ESPORTS. Seiring berjalannya waktu EVOS ESPORT memulai ekspansi pada gim online lainnya seperti Arena of Valor (AoV) dan Mobile Legends.
Para pemain profesional Mobile Legends ini dikontrak dengan gaji bulanan sekitar Rp2 juta-Rp3 juta.
Menurut Yansen, Brand Manager EVOS ESPORT, timnya menyokong para pemain agar mempunyai dedikasi dan visi yang tinggi dalam memenangkan turnamen. Sewajarnya tim profesional, Yansen menyebutkan bahwa EVOS ESPORTS mendapat pemasukan utama dari sponsor, merchandise, dan investor lokal maupun internasional seperti GO-JEK, NVIDIA, Traveloka, dan Lenovo.
Selain mengikuti turnamen, para pemain profesional juga dipromosikan di youtube melalui kanal EVS Entertaintment yang akan segera dirilis. Menurut Yansen, nantinya para pemain ini akan diarahkan menjadi talent untuk membuat konten video dan berkolaborasi dengan para pesohor Indonesia. Di luar pemain, talent yang sudah diajak kolaborasi dan dipromosikan melalui media ini adalah Youtuber Randika Dwiputra dan Dyland PROS.
Sebagian orang menilai bahwa pekerjaan sebagai pemain gim profesional adalah hal remeh. Namun Aldean menyikapinya dengan santai. “E-Sports akan tetap ada, karena dari dulu sudah ada dan akan berkembang terus. Apalagi para pemain muda yang terus bermunculan dan menunjukkan kualitasnya yang sangat responsif," ucapnya.
Di sisi lain, Yansen menambahkan agar semestinya rutinitas bermain gim tak mengganggu kesehatan mental. “Main gim haruslah mempunyai tujuan dan menghasilkan.”
Pendapat ini senada dengan Mohammad Zaki Firdaus, seorang mahasiswa yang tergabung dalam V60, sebuah tim kompetisi Mobile Legends. Ia mengaku berlatih dari Selasa sampai Minggu pada pukul 00.00-03.00 dini hari.
“Tujuan saya bermain MLBB adalah mengikuti turnamen seperti MSC. Selain mengukur kualitas skill,saya ingin dapat diperhitungkan untuk mengikuti turnamen berikutnya,” akunya.
MSC (Mobile Legends South East Asia Cup) adalah kompetisi yang diselenggarakan oleh Moonton. Digelar pada 22 Juli-3 September 2017, acara ini diikuti 5741 tim dari lima negara: Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura. Delapan tim akan dipilih dari lima negara tersebut. Total hadiah: 100.000 dollar AS.
Penulis: Fikri Muhammad
Editor: Windu Jusuf