tirto.id - Bank Indonesia (BI) siap melayani penukaran uang terbaru di 1.136 wilayah terpencil, terluar dan terdepan (3T). Bekerja sama dengan Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara), BI sekaligus mensosialisasikan uang layak edar serta uang rupiah asli.
BI dan Himbara menggelontorkan total uang Rp150 miliar untuk penukaran uang, demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi di Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Sebagai catatan, penukaran serentak dari BI dan Himbara di 1.136 lokasi itu akan dilaksanakan selama dua hari pada 16-17 Juni 2017.
Himbara akan membagi sebaran lokasi penukaran yakni untuk PT. Bank Mandiri Persero Tbk sebanyak 528 titik, PT. Bank Rayat Indonesia Persero Tbk sebanyak 303 titik, PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk sebanyak 205 titik dan PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk sebanyak 100 titik di seluruh Indonesia.
Untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam layanan penukaran uang ini, Suhaedi menjelaskan, BI akan meminta Kantor Perwakilan (Kpw) BI di seluruh provinsi untuk melakukan sosialisasi masif di masing-masing propinsi.
"Kpw BI di samping menyiapkan modal kerja juga akan melakukan operasional. Nanti Kpw akan umumkan melalui media lokal tempat dan teknis penukaran uang," ujar Suhaedi, layaknya dikutip dari Antara.
Namun untuk syarat penukaran uang, seperti jumlah maksimal uang yang ditukarkan, BI menyerahkan kepada masing-masing bank.
Terkait hal ini, Direktur Operasional Bank Mandiri Ogi Prastomiyono mengatakan Mandiri menyiapkan uang tunai untuk penukaran sebesar Rp170 juta per titik.
Sementara Bank BUMN lainnya, yakni BRI sebesar Rp50 juta per titik, BNI sebesar 190 juta per titik, dan BTN sebesar Rp50 juta tiap titik.
Bank Indonesia mengklaim penukaran serentak ini merupakan yang pertama kali dilakukan pihaknya dan Himbara.
"Ini untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dengan jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan kondisi layak edar," ujar Suhaedi.
Direktur BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan, dengan memastikan peredaran uang rupiah layak edar dan rupiah asli di wilayah terdepan, maka akan turut menjaga kedaulatan Republik Indonesia.
Ini penting karena, menurutnya, di wilayah terdepan atau perbatasan rentan terjadi transaksi dengan menggunakan mata uang asing.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari