Menuju konten utama

Berita Perang Ukraina: Rusia Setuju Lanjutkan Ekspor Gandum

Berita perang Rusia-Ukraina hari ini, Kamis, 3 November 2022, berikut situasi terkininya. 

Berita Perang Ukraina: Rusia Setuju Lanjutkan Ekspor Gandum
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api setelah sebuah drone menembaki gedung-gedung di Kyiv, Ukraina, Senin, 17 Oktober 2022. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

tirto.id - Presiden Vladimir Putin pada Rabu, 2 November 2022 mengatakan, Rusia akan kembali menyetujui kesepakatan ekspor gandum yang sempat terhenti, tetapi dengan beberapa jaminan, salah satunya tidak menggunakan koridor kemanusiaan untuk kepentingan militer.

“Kami menuntut jaminan dari pihak Ukraina bahwa hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, bahwa koridor kemanusiaan tidak akan digunakan secara militer," kata Putin seperti dikutip The Guardian.

Sikap itu disambut baik oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy sembari menyentil pernyataan Putin. “Kremlin menuntut jaminan keamanan dari Ukraina. Ini menunjukkan kegagalan agresi Rusia dan seberapa kuat kita ketika bersatu.”

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengaku telah mendapat jaminan tertulis dari Ukraina agar tidak memakai koridor Laut Hitam untuk operasi militer terkait dengan ekspor biji-biji.

Berita Perang Rusia-Ukraina Hari ke-253

Diberitakan Al Jazeera pada hari ini, Kamis, 3 November 2022, Rusia kembali menyerang sebagian besar wilayah Ukraina. Mereka melakukan penembakkan besar-besaran di berbagai wilayah dan merusak infrastruktur.

Perusahaan nuklir Ukraina mengatakan, pembangkit listrik tenaga nuklir kembali terputus dari jaringan listrik setelah tembakan Rusia merusak saluran tegangan tinggi.

Rusia juga meminta warga sipil agar meninggalkan daerah di sepanjang tepi timur Sungai Dnieper, Provinsi Kherson, Ukraina. Namun demikian, Kyiv menuduh evakuasi itu sama dengan depopulasi paksa.

Akan tetapi, evakuasi itu sudah dilakukan ketika tentara Ukraina maju ke utara dan timur wilayah itu. Jalan-jalan di pelabuhan Kherson juga hampir kosong.

Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, ada sekitar 60 personel militer Ukraina yang tewas akibat bertempur dengan pasukan Rusia.

“[Militer Ukraina] Kehilangan tenaga musuh sekitar 60 personel,” kata kantor pers milisi rakyat Republik Rakyat Donetsk (DPR) di saluran Telegramnya.

Dalam 24 jam terakhir, pasukan sekutu Rusia-Donbass menghancurkan howitzer M777, dua tank (T-64BM dan T-72M1) dan menembak jatuh dua drone musuh.

Pada Rabu kemarin, Presiden Zelenskyy menuduh jet Rusia menembakkan dua rudal jelajah yang terbang di atas Laut Hitam, jalur untuk mengekspor gandum Ukraina.

“Dan itu terjadi hampir setiap hari – secara langsung mengancam ekspor makanan,” katanya.

Di sisi lain, Rusia mengaku berkomitmen penuh untuk mencegah perang nuklir dan menghindari bentrok antar-negara yang punya senjata nuklir.

Kementerian Luar Negeri Rusia mendesak Barat agar berhenti “memprovokasi dengan senjata pemusnah massal yang dapat menyebabkan bencana.”

Kendati demikian, Putin menyerukan agar ada perbaruan senjata yang dipakai militer Rusia. “Senjata harus terus terus ditingkatkan dan tetap efektif. Untuk mencapai ini, saya ulangi, penting untuk memastikan bahwa ada persaingan aktif antara produsen dan pengembang.”

Sementara itu, Amerika Serikat menuduh Korea Utara secara diam-diam mengirimkan peluru artileri ke Rusia secara diam-diam untuk mendukung perang dengan Ukraina.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan AS yakin Korea Utara "secara diam-diam memasok" amunisi ke Rusia dan "mencoba membuatnya tampak seperti dikirim ke negara-negara di Timur Tengah atau Afrika utara".

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya