Menuju konten utama

BelajaRaya Ajak Media & Industri Kreatif Majukan Pendidikan RI

Gerakan 'Semua Murid Semua Guru' (SMSG) menyebut pentingnya partisipasi aktif media massa dan media sosial untuk pengembangan pendidikan Indonesia.

BelajaRaya Ajak Media & Industri Kreatif Majukan Pendidikan RI
Diskusi antara komunitas pendidikan, sektor swasta, dan media. (Tirto.id/Iftinavia Pradinantia)

tirto.id - Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, jaringan pendidikan bernama Semua Murid Semua Guru (SMSG), menggelar "Belajaraya Media Gathering: Kreasi Media untuk Pendidikan", Selasa (2/05/2024), di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan tersebut, para figur publik sekaligus inisiator SMSG menyoroti kualitas sistem pendidikan formal untuk anak-anak di Tanah Air. Mereka menjelaskan bahwa peran untuk memastikan sistem pendidikan formal yang berkualitas bagi siswa bukan hanya tanggung jawab tenaga pendidik.

Media massa dan media sosial juga berperan penting dalam misi edukasi di Indonesia. Hal ini mengingat media dapat berfungsi sebagai wadah untuk menyebarkan pendidikan secara lebih luas dengan pendekatan yang lebih mudah diserap anak-anak.

"Salah satu misi SMSG adalah mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi untuk pendidikan. Kami berharap seluruh pihak, mulai dari awak media, figur publik, content creator hingga komunitas pendidikan dapat terus bersama-sama mewujudkan pendidikan yang inklusif, berkualitas dan berpusat kepada anak,” tutur Najeela Shihab, pendidik dan inisiator SMSG.

Sementara itu Ketut Yoga, Co-founder Kok Bisa, menambahkan pentingnya pemanfaatan platform digital demi mengoptimalkan proses penyebaran pengetahuan ilmiah. Sebab, melalui platform digital materi rumit tersebut dapat dikemas menarik dan mudah dipahami.

"Internet dan konten sains populer akan lebih menarik dan mudah dicerna jika kita mampu memanfaatkan platform digital secara optimal," ujar Ketut Yoga.

Kemudian, pemanfaatan lainnya juga dapat dilakukan melalui peran serta pelaku industri kreatif melalui film dan animasi. Proses edukasi melalui film memiliki kekuatan luar biasa dalam menginspirasi dan mengedukasi anak muda atas isu-isu sosial terkini. Melalui film, para sineas juga mampu mengubah perspektif secara masif.

"Lewat film, kami bisa membuka ruang dialog tentang isu sosial seperti pernikahan dini yang penting bagi anak-anak dan remaja. Saya ingat bagaimana 'Dua Garis Biru' bisa memantik ratusan penelitian soal efek positif film ini terhadap penonton di bawah umur. It was unbelievable," urai Chairman Wikimedia Foundation Indonesia, Gina S Noer.

Sementara itu, kontribusi pada pendidikan melalui animasi juga telah dilakukan oleh Wahyu Aditya, Founder HelloMotion Academy. Dirinya berbagi kisah tentang bagaimana menanamkan kemampuan literasi sejak dini pada anak-anak lewat seri animasi 'Fun Cican'.

"Mediun kreatif seperti animasi atau ilustrasi sering dipandang sebagai urusan seniman semata. Padahal, animasi punya kelebihan dalam menyampaikan poin edukasi kepada publik dengan cara yang fun tetapi tepat sasaran," ucap Wahyu.

Dalam kesempatan yang sama, Najeela Shihab juga mengajak masyarakat untuk menghadiri "BelajaRaya 2024" di Pos Bloc pada 4 Agustus mendatang.

"Tak hanya untuk belajar dan berkolaborasi, BelajaRaya juga menjadi momen tahunan untuk merayakan inovasi yang dikerjakan ribuan komunitas dan organidasi pendidikan di segenap penjuru Indonesia. Harapannya, makin banyak langkah yang bisa diintegrasikan lewat kolaborasi lintas peran," tutup Najeela.

Sebagai informasi BelajaRaya yang sebelumnya dikenal dengan nama Pesta Pendidikan merupakan kegiatan tahunan SMSG sejak tahun 2016. Kegiatan ini memberikan ruang inovasi dan kolaborasi penggiat dan organisasi pendidikan untuk mengembangkan ekosistem pendidikan Indonesia.

Baca juga artikel terkait LATEST NEWS atau tulisan lainnya dari Tim Media Service

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Tim Media Service