tirto.id - Menjelang perayaan Tahun Baru China 2017 (Imlek), Beijing berangsur lengang ditinggal mudik warganya ke kampung halaman atau liburan ke luar negeri.
Pantauan Antara di Beijing, Senin (23/1/2017), selain memadati sejumlah stasiun kereta api cepat, warga Beijing juga memadati Bandara Internasional Capital sejak dini hari.
Kepadatan semakin tampak di loket check-in, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. Antrian panjang juga terlihat menjelang loket keimigrasian.
Puncak mudik telah terjadi sejak Jumat (20/1), selain memadati bandara, dan stasiun kereta api cepat, jalan tol yang menghubungkan Beijing ke beberapa daerah juga mulai padat oleh kendaraan pribadi.
Kementerian Transportasi Tiongkok memperkirakan sejak Jumat (20/1) hingga lima hari mendatang, atau pekan kedua dari 40 hari liburan Imlek, terdapat 80 juta perjalanan atau naik sekitar 3,1 persen pada periode yang sama secara tahunan.
Pemerintah setempat meminta seluruh kementerian dan departemen terkait, khususnya transportasi, mempersiapkan seluruh sistem dan layanan agar pemberian layanan selama perayaan Tahun Baru China benar-benar berjalan aman, lancar dan tertib.
Otoritas setempat juga mengingatkan warga agar memerhatikan cuaca saat melakukan perjalanan, mengingat musim dingin masih menyelimuti sebagian wilayah Tiongkok.
Kementerian Keamanan Publik juga menyiagakan personel di sejumlah stasiun kereta api, pelabuhan, bandara dan beberapa ruas jalan antar-provinsi.
Biro Manajemen Lalu Lintas Kementerian Keamanan Publik akan memperketat pengawasan terhadap kendaraan dan pengemudi, terutama untuk memastikan pengemudi tidak lelah dan mabuk serta tidak membawa barang-barang yang membahayakan dan mengangkut penumpang melebihi kapasitas kendaraan.
Warga Tiongkok menikmati masa liburan nasional selama sepekan mulai 28 Januari hingga 2 Februari untuk menyambut Tahun Baru Imlek.
Kebanyakan warga Tiongkok merayakan Imlek dengan melakukan perjalanan ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat, serta melakukan perjalanan wisata baik di dalam maupun luar negeri. Namun, ada pula yang memilih untuk tetap bekerja selama liburan.
"Saya memilih tetap bekerja, agar bisa mengumpulkan uang lebih banyak," ujar Zhouhi (21), asal Jinan, Provinsi Shandong, yang berprofesi sebagai terapis pada sebuah salon kecantikan.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri