Menuju konten utama

Beda Pendapat Trump dan CDC Soal Ketersediaan Vaksin Corona di AS

Trump menyanggah pernyataan Redfield soal ketersediaan vaksin corona di AS dan mengatakan bahwa ia telah melakukan kesalahan.

Beda Pendapat Trump dan CDC Soal Ketersediaan Vaksin Corona di AS
Presiden Donald Trump berbicara pada rapat umum kampanye di Battle Creek, Mich., Rabu, 18 Desember 2019. Paul Sancya/AP

tirto.id - Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sekaligus ketua gugus tugas penanganan COVID-19 Amerika Serikat, Robert. R Redfield, menegaskan bahwa, menurutnya dibutuhkan waktu setidaknya satu tahun sebelum vaksin virus corona tersedia secara umum bagi masyarakat AS.

Hal ini berbeda dengan pernyataan Presiden Donald Trump dalam kampanyenya pada Selasa (15/9/2020) lalu, yang dengan penuh optimisme mengatakan, “kami akan memiliki vaksin dalam hitungan minggu”, kendati uji klinis masih terus berlangsung.

Seperti diwartakan The Guardian, Redfield menyampaikan laporannya bertajuk “COVID-19 Vaccination Program Interim Playbook for Jurisdiction Operations” kepada kongres, Rabu (16/9/2020) kemarin, tentang kapan dan bagaimana mempersiapkan langkah pendistribusian vaksin virus corona di AS.

Dalam makalah tersebut, ia memperkirakan vaksinasi akan dimulai pada November atau Desember, tetapi dengan jumlah terbatas bagi yang diprioritaskan, seperti petugas kesehatan, orang-orang berisiko atau kelompok rentan.

Sementara ketersediaan secara umum kemungkinan terjadi pada akhir kuartal kedua atau ketiga tahun 2021.

Lebih jauh, di depan kongres, Redfield juga mengatakan bahwa ia percaya masker merupakan “alat kesehatan masyarakat paling penting dan kuat yang kami miliki” untuk memerangi virus corona.

“Masker ini lebih terjamin untuk melindungi saya dari COVID-19 daripada saat saya mengambil vaksin,” katanya, menjelaskan bahwa vaksin mungkin tidak akan menjamin kekebalan pada semua kasus.

Terkait pernyataan ini, Trump menyanggahnya dengan mengatakan bahwa Redfield telah melakukan kesalahan. Dalam konferensi pers pada hari Rabu (16/9/2020), Trump masih yakin vaksin akan diluncurkan lebih cepat. Ia juga mengaku telah menelepon direktur CDC itu untuk menanyainya tentang masalah tersebut.

“Saya pikir dia melakukan kesalahan ketika mengatakan itu [di Kongres],” kata Trump, dikutip Reuters. “Menurutku dia tidak bermaksud begitu. Saat dia mengatakannya, saya yakin dia bingung,” imbuhnya.

Terkait pernyataan Redfield terkait dengan masker, Trump juga menyanggahnya. “Vaksin tetap nomor satu, ini [masker] tidak lebih efektif daripada vaksin dan saya menelepon dia tentang itu,” pungkas Trump.

Sementara kompetitor Trump dalam pilpres 3 November nanti, Joe Biden, dalam pidatonya Kamis (17/9/2020) mengatakan bahwa dia tidak mempercayai komentar Trump tentang pengembangan vaksin virus corona.

“Saya percaya vaksin. Saya mempercayai para ilmuwan. Tapi saya tidak percaya Donald Trump. Pada titik ini, orang Amerika juga tidak bisa percaya," ujar capres Partai Demokrat tersebut, dikutip Washington Post.

Selain itu, Biden juga menyerukan "transparansi total" dari pemerintah. Menurutnya, ketika vaksin dikembangkan demi memberikan jaminan kepada warga Amerika, maka vaksin tersebut harus memenuhi standar keamanan.

Baca juga artikel terkait VAKSIN CORONA DI AS atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yandri Daniel Damaledo